Jum'at, 05/12/2025 19:50 WIB

Penyakit `Ain, Gangguan dari Pandangan Iri yang Sulit Terdeteksi





Penyakit ‘ain dipahami sebagai gangguan yang muncul akibat pandangan iri atau kagum seseorang yang disertai hasad

Ilustrasi (Foto: Pexels/Andrea Piacquadio)

Jakarta, Jurnas.com - Penyakit ‘ain dipahami sebagai gangguan yang muncul akibat pandangan iri atau kagum seseorang yang disertai hasad. Namun, banyak tindakan sehari-hari yang mungkin tidak disadari atau tidak terdeteksi yang memiliki kaitan dengan fenomena ini.

Dalam pandangan umum, penyakit `ain ini kerap dikaitkan dengan sakit mendadak, melemahnya semangat hingga rezeki yang tersendat tanpa sebab yang jelas.

Meskipun sering dianggap sebagai kepercayaan tradisional, konsep ‘ain memiliki dasar kuat dalam ajaran Islam dan terus dibicarakan hingga kini. Hal ini membuat pembahasan tentang ‘ain tetap relevan ketika masyarakat mencari penjelasan atas gangguan yang sulit dipahami secara medis.

Secara bahasa, kata ‘ain (العين) berarti “mata”, namun dalam konteks Islam ia merujuk pada pandangan yang disertai rasa iri atau hasad. Melalui pandangan itulah dampak negatif dipercaya dapat timbul, walau tetap berada dalam ketetapan Allah SWT.

Keyakinan tentang ‘ain juga didukung oleh Al-Qur’an yang memerintahkan manusia untuk berlindung dari kejahatan orang yang dengki. Ayat dalam Surah Al-Falaq memperlihatkan bahwa sifat hasad memiliki potensi membawa pengaruh buruk kepada orang lain.

Dalam Al-Qur`an, Allah SWT berfirman:

وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

Dan aku berlindung pula dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki, yang selalu menginginkan hilangnya kenikmatan dari orang lain.” (QS. Al-Falaq: 5)

Selain itu, Rasulullah SAW menegaskan dalam hadis sahih bahwa “‘ain itu benar adanya”, sehingga memperkuat bahwa fenomena ini diakui dalam ajaran Islam. Pernyataan tersebut membuat banyak ulama menempatkan ‘ain sebagai realitas spiritual yang perlu diwaspadai.

Meskipun demikian, para ulama menekankan bahwa ‘ain tidak terjadi begitu saja, sebab biasanya muncul dari pandangan yang disertai kekaguman atau iri tanpa doa kebaikan. Dengan demikian, sumbernya bukan sekadar mata yang memandang, tetapi kondisi hati yang tidak terjaga.

Penyakit ‘ain merupakan fenomena yang nyata menurut ajaran Islam, namun umat Islam diajarkan untuk tidak berlebihan dalam meyakininya. Semua yang terjadi tetap dalam kehendak Allah SWT. Kunci utama perlindungan dari ‘ain adalah dzikir, doa, dan menjaga kebersihan hati dari iri serta dengki.

Lebih dari itu, menjaga lisan, pandangan, dan sikap saat melihat nikmat orang lain juga menjadi bentuk pencegahan dari dosa dan penyakit `ain.

KEYWORD :

Info Keislaman Penyakit Ain Pandangan Iri




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :