Kamis, 04/12/2025 17:12 WIB

Fakta atau Mitos Kerokan Dapat Redakan Masuk Angin





Masuk angin merupakan istilah yang sering dijumpai di Indonesia, ketika seseorang merasa pegal, dingin, mual, pusing, atau tidak enak badan.

Ilustrasi kerokan atau terapi kerokan (Foto: Alodokter)

Jakarta, Jurnas.com - Masuk angin merupakan istilah yang sering dijumpai di Indonesia, ketika seseorang merasa pegal, dingin, mual, pusing, atau tidak enak badan. Salah satu cara yang sering digunakan mengatasi masalah ini kerokan atau dikerok.

Secara tradisional, kerokan dipercaya bisa mengeluarkan angin dari tubuh. Angin dianggap tersangkut di bawah kulit atau di dalam tubuh, sehingga menyebabkan masuk angin.

Caranya dengan menggosok permukaan kulit menggunakan benda tumpul seperti koin, sendok, batu, atau alat khusus, lalu dipadukan dengan minyak di area punggung, leher, dada, atau tulang rusuk.

Secara visual, hasil kerokan tampak sebagai garis-garis merah di permukaan kulit. Dalam kepercayaan rakyat, semakin gelap maka semakin banyak angin yang berhasil dikeluarkan.

Namun dari sisi medis, istilah masuk angin tidak dikenal secara formal. Dokter kerap menyebut ini sebagai gejala umum seperti demam, kelelahan, flu, atau gangguan pencernaan.

Kerokan juga dinilai tidak benar-benar menyembuhkan masuk angin. Sebaliknya, efek yang sering terasa kemungkinan besar berasal dari respon tubuh terhadap rangsangan kulit.

Saat kerokan dilakukan, terjadi pelebaran pembuluh darah di kulit (vasodilatasi) dan muncul sensasi hangat, yang bisa memicu keluarnya endorfin, hormon pereda rasa sakit dan menimbulkan rasa nyaman.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kerokan dapat membantu meredakan nyeri otot, pegal, atau ketegangan di leher dan bahu, semacam efek relaksasi atau pijatan ringan.

Namun, klaim bahwa kerokan bisa menyembuhkan flu, batuk, demam, atau gejala masuk angin secara keseluruhan tidak terbukti secara ilmiah kuat.

Bukan hanya itu, kerokan juga menyisakan risiko. Karena menyebabkan pecahnya kapiler di kulit dan menghasilkan memar, kerokan bisa menimbulkan memar yang luas, bengkak, nyeri, dan potensi infeksi jika alat tidak steril.

Oleh sebab itu, banyak profesional kesehatan menyarankan kerokan hanya sebagai terapi rumpang (symptom-relief), artinya untuk meredakan ketidaknyamanan seperti pegal atau otot tegang, dan bukan sebagai pengobatan penyakit.

KEYWORD :

Manfaat Kerokan Masuk Angin Gejala Demam Pengobatan Tradisional




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :