Selasa, 02/12/2025 16:48 WIB

Seluruh Kekuatan Nasional Harus Dikerahkan Tangani Bencana Sumatera





Pengalaman masa lalu saat menangani kebakaran hutan dapat menjadi pelajaran penting.

Pengamat Politik Ujang Komaruddin. (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Pengamat politik Ujang Komarudin menilai respons pemerintah terhadap banjir dan longsor besar yang melanda Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh masih belum menunjukkan empati dan koordinasi nasional yang memadai.

Ia menegaskan, tugas pemerintah bukan sekadar memberikan bantuan, tetapi memastikan komunikasi publik yang objektif, sensitif, dan mampu menenangkan masyarakat di tengah situasi krisis.

"Pengalaman masa lalu saat menangani kebakaran hutan dapat menjadi pelajaran penting," kata Ujang dalam Forum Refleksi Akhir Tahun 2025 di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (2/12).

Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan RI ini pun mengingatkan bahwa penanganan bencana memerlukan pengerahan seluruh sumber daya nasional, terlepas dari apakah status bencana ditetapkan sebagai bencana nasional atau tidak.

“Pemerintah bukan hanya berkewajiban mengerahkan bantuan, tetapi juga memastikan informasi disampaikan dengan empati. Semua kekuatan nasional harus dicurahkan untuk mengatasi bencana ini,” kata Ujang.

Dia menilai, banjir dan longsor yang kini terjadi seharusnya dapat diantisipasi lebih baik. Ia merujuk pada peringatan BMKG yang telah dikeluarkan beberapa hari sebelumnya mengenai potensi hujan dengan intensitas tinggi.

Di sisi lain, pemerintah daerah, menurut Ujang, berada dalam kondisi sumber daya terbatas. Beberapa daerah terdampak bahkan mengakui tidak memiliki alat berat maupun perlengkapan esensial untuk merespons bencana secara cepat.

"Hal ini mendorong tiga kepala daerah meminta pertolongan langsung kepada pemerintah pusat. Mereka tidak punya akses memadai. Makanan tidak ada, jalur terputus, dan mereka meminta tolong ke pusat. Itu adalah jeritan kebatinan,” ujarnya.

Ujang juga menyoroti merosotnya semangat gotong royong di sejumlah wilayah. Ia menilai berbagai skema bantuan dan program pemerintah justru secara tidak langsung membuat masyarakat semakin bergantung pada insentif finansial, sehingga nilai kebersamaan kian pudar.

“Ada pergeseran gotong royong. Dahulu masyarakat langsung bergerak, sekarang menunggu upah. Ini terjadi di banyak daerah,” katanya.

Ujang mengajak pemerintah, masyarakat sipil, hingga kalangan kampus untuk menghidupkan kembali solidaritas nasional. Menurutnya, bencana di akhir tahun ini harus menjadi momentum untuk mempersatukan bangsa, bukan memunculkan kegaduhan akibat komentar pejabat yang tidak sensitif.

“Apa pun statusnya bencana nasional atau bukan yang dibutuhkan adalah pengerahan total sumber daya. Jika punya uang, bantu. Jika punya jaringan, gerakkan. Jika hanya bisa berdoa, lakukan,” tandasnya.

 

 

 

KEYWORD :

Warta DPR Ujang Komaruddin refleksi akhir tahun bencana Sumatera kekuatan nasional




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :