Senin, 01/12/2025 16:45 WIB

Ini Sejarah Berdirinya Organisasi Nahdlatul Ulama





Nahdlatul Ulama didirikan pada 31 Januari 1926 oleh para ulama tradisionalis yang dipimpin KH. Hasyim Asy`ari.

Ilustrasi - perseteruan Ketua Umum PBNU Gus Yahya dan Sekjen PBNU Gus Ipul (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Polemik di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) hingga kini belum menemukan titik terang. Perseteruan antara Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf dan Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang semakin terbuka di ruang publik kembali menambah daftar panjang dinamika internal organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut.

Di tengah ketegangan yang terjadi, sejarah panjang NU menjadi penting untuk diingat sebagai pijakan memahami perjalanan organisasi ini dari masa ke masa.

Nahdlatul Ulama didirikan pada 31 Januari 1926 oleh para ulama tradisionalis yang dipimpin KH. Hasyim Asy’ari. Pada masa itu, dunia Islam sedang mengalami perdebatan besar mengenai modernisasi dan pembaruan pemikiran, terutama terkait gerakan Wahhabi di Jazirah Arab.

Para ulama Nusantara merasa perlu membentuk organisasi yang mampu menjaga tradisi keilmuan Ahlussunnah wal-Jamaah, sekaligus mempertahankan corak Islam Nusantara yang ramah terhadap budaya lokal.

NU lahir sebagai jawaban atas kebutuhan tersebut, dengan basis kuat di pesantren dan jaringan ulama di berbagai daerah.

Dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, NU memainkan peranan penting. Ketika bangsa ini berjuang melawan penjajahan, para kiai dan santri NU terlibat langsung dalam mengorganisasi laskar-laskar rakyat.

Resolusi Jihad yang dikeluarkan pada 22 Oktober 1945 menjadi salah satu tonggak paling bersejarah, mendorong rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan. Setelah kemerdekaan, NU aktif berpartisipasi dalam dunia politik, bahkan pernah menjadi partai politik penuh sebelum akhirnya kembali fokus pada bidang sosial-keagamaan di era Orde Baru.

Struktur organisasi NU terdiri dari unsur Syuriah, Tanfidziyah, dan Mustasyar yang bekerja sesuai peran masing-masing dalam menjaga arah gerakan organisasi.

Ideologi NU menekankan moderasi, toleransi, dan penerimaan terhadap keragaman praktik keagamaan di Indonesia. Tradisi keilmuan pesantren menjadi fondasi utama yang membentuk karakter NU sebagai organisasi yang inklusif sekaligus teguh dalam memelihara tradisi.

Seiring perkembangan zaman, NU memperluas kiprahnya melalui penguatan lembaga pendidikan, dakwah, dan sosial. Pesantren yang berada di bawah naungan para kiai NU berkembang menjadi pusat pendidikan Islam terbesar di Indonesia.

Di era modern, NU juga membangun lembaga media, memperkuat dakwah digital, dan terus mendorong peran generasi muda melalui berbagai organisasi otonom seperti GP Ansor, Fatayat, dan IPPNU.

Meski memiliki basis sosial yang kuat, NU tidak pernah sepenuhnya bebas dari dinamika internal. Sejarah organisasi ini mencatat berbagai konflik kepemimpinan, perbedaan pandangan politik, dan ketegangan antara kelompok ulama serta pengurus struktural.

Perselisihan yang terjadi saat ini antara Gus Yahya dan Gus Ipul bukanlah hal yang benar-benar baru dalam tubuh NU, meski konteksnya berbeda. Yang membedakan adalah semakin terbuka dan cepatnya informasi tersebar pada era digital, sehingga polemik internal menjadi konsumsi publik lebih luas.

Namun, sejarah juga menunjukkan bahwa NU selalu mampu melewati masa-masa sulit. Konsensus ulama, mekanisme musyawarah, serta komitmen menjaga persatuan jamaah menjadi kunci ketahanan NU selama hampir satu abad.

Tantangan terbesar hari ini bukan hanya menyelesaikan konflik elite, tetapi memastikan bahwa nilai-nilai dasar yang diwariskan para pendiri tetap menjadi pegangan utama.

Di tengah polemik yang masih berlangsung, mengingat kembali sejarah panjang NU memberi gambaran bahwa organisasi ini dibangun bukan hanya oleh para pemimpin puncak, tetapi oleh jutaan jamaah, santri, dan masyarakat yang memegang tradisi keagamaan moderat.

Dari masa kolonial hingga era modern, NU tetap menjadi kekuatan sosial dan keagamaan yang signifikan. Bagaimana organisasi ini menghadapi dan menyelesaikan krisis internalnya hari ini akan menentukan arah perjalanan NU di masa depan.

KEYWORD :

Info Keislaman Nahdlatul Ulama ulama tradisionalis Hasyim Asy`ari




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :