Galaksi Bima Sakti (Foto: BBC)
Jakarta, Jurnas.com - Gagasan menjelajahi galaksi lain selalu menjadi imajinasi manusia sejak lama. Film fiksi ilmiah sering menggambarkan pesawat yang bisa melompat dari satu galaksi ke galaksi lain hanya dalam hitungan menit.
Sayangnya, secara ilmiah, perjalanan antargalaksi masih berada jauh dari jangkauan manusia.
Untuk memahami alasannya, perlu dilihat batasan-batasan fisika dan teknologi yang ada saat ini. Jarak antargalaksi bukan sekadar ratusan atau ribuan kilometer, tetapi mencapai jutaan hingga miliaran tahun cahaya.
Dengan teknologi roket paling cepat saat ini pun, waktu tempuhnya melampaui usia manusia, bahkan usia peradaban manusia.
Kendala pertama dan paling jelas ialah jarak. Galaksi terdekat dari Bima Sakti, yakni Andromeda, berjarak sekitar 2,5 juta tahun cahaya. Ini berarti cahaya saja yang kecepatannya 300 ribu km/s, membutuhkan jutaan tahun untuk sampai ke sana.
Kendala kedua ialah energi. Untuk mencapai kecepatan mendekati cahaya, pesawat luar angkasa membutuhkan energi yang tak terukur besarnya.
Perhitungan fisika modern menunjukkan bahwa semakin cepat sebuah objek mendekati kecepatan cahaya, maka massanya seakan meningkat sehingga butuh energi lebih besar lagi.
Ketiga, tubuh manusia tidak dirancang untuk perjalanan ekstrem dengan kecepatan luar biasa tinggi. Tekanan radiasi kosmik, partikel berenergi tinggi, dan kondisi ruang antar-galaksi yang ekstrem dapat merusak DNA dan organ vital.
Keempat, teknologi propulsi saat ini belum mendekati apa yang dibutuhkan untuk perjalanan lintas galaksi. Mesin roket kimia, ion, atau nuklir yang dikenal sekarang hanya mampu membawa manusia ke Mars dan planet-planet terdekat, belum lebih jauh.
Kelima, perjalanan antargalaksi membutuhkan perlindungan pesawat yang hampir mustahil diwujudkan. Ruang antar-bintang penuh debu mikro yang jika bertabrakan dengan kecepatan tinggi dapat menghancurkan struktur pesawat.
Selain kendala fisik, perjalanan ini juga menghadapi hambatan biologis, yakni cara membuat manusia tetap hidup selama ribuan atau jutaan tahun. Konsep seperti cryosleep atau generational ship masih sebatas teori.
Beberapa ilmuwan memang mengusulkan konsep warp drive atau wormhole, tetapi semuanya masih dalam tahap teori tanpa bukti eksperimental yang dapat diterapkan.
Dengan berbagai kendala tersebut, para ahli meyakini bahwa perjalanan antargalaksi belum mungkin dilakukan dalam waktu dekat. Fokus penelitian saat ini lebih realistis, yaitu eksplorasi dalam galaksi Bima Sakti terlebih dahulu.
Namun, bukan berarti mustahil selamanya. Jika teknologi masa depan berhasil melampaui batasan fisika saat ini, perjalanan antargalaksi mungkin suatu hari bisa dilakukan.
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
perjalanan antargalaksi batasan fisika ruang angkasa warp drive perjalanan luar angkasa

























