Senin, 01/12/2025 12:08 WIB

Penelitian Baru Ungkap Cara Otak Menyeleksi Kenangan Penting





Penelitian terbaru ungkap bagamana cara otak memutuskan kenangan mana yang penting untuk disimpan

Ilustrasi otak manusia (Foto: Earth)

Jakarta, Jurnas.com - Kenangan sering muncul diam-diam melalui aroma atau suara yang membawa kita kembali ke masa lalu, namun tidak semuanya bertahan lama. Karena itu, para ilmuwan lama bertanya mengapa sebagian ingatan menghilang begitu cepat sementara lainnya melekat kuat.

Sebuah studi baru dari The Rockefeller University kini memberikan penjelasan yang lebih jelas, karena penelitian ini mengungkap sistem berlapis di dalam otak yang bekerja menentukan nasib setiap memori. Temuan tersebut menunjukkan bahwa sebuah ingatan tidak bertahan secara kebetulan, tetapi melalui proses bertahap yang memberi waktu hidup berbeda pada tiap tahapnya.

Melalui percobaan pada tikus dalam lingkungan virtual khusus, para peneliti menemukan bahwa pengalaman yang berulang memperkuat memori, sementara pengalaman yang jarang terjadi cepat memudar. Dengan demikian, rangkaian molecular timers di berbagai wilayah otak tampak mengatur apakah sebuah kenangan layak dipertahankan atau dibiarkan hilang.

Para ilmuwan kemudian menjelaskan bahwa setiap “timer” bekerja pada waktu berbeda yang secara perlahan menguatkan atau melemahkan memori. Ketika molekul tertentu dihilangkan, durasi ingatan pun bergeser, sehingga menunjukkan bahwa tiap molekul memiliki peran unik dalam menentukan ketahanan memori.

Penelitian ini juga menyingkap bahwa memori jangka panjang dibangun melalui urutan program gen, di mana program awal bekerja cepat tetapi rapuh, sedangkan program berikutnya lebih lambat namun menawarkan perlindungan yang lebih stabil. Sebab itu, ingatan yang tidak bergerak dari tahap awal menuju tahap lanjutan lebih mudah hilang sebelum sempat menguat.

Dalam proses tersebut, Camta1 dan Tcf4 berfungsi di thalamus, sementara Ash1l bekerja di korteks cingulate anterior untuk mempertahankan kelangsungan memori. Ketiganya bukan pembentuk memori, tetapi penjaga yang memastikan ingatan tetap hidup setelah terbentuk di hippocampus.

Camta1 memberi dukungan awal pada memori, lalu Tcf4 memperkuat struktur ingatan, sementara Ash1l mengubah kromatin untuk mengunci ingatan dalam keadaan lebih stabil. Namun ketika Camta1 atau Tcf4 terganggu, komunikasi antara thalamus dan korteks melemah dan membuat ingatan turut kehilangan kekuatannya.

Fenomena ini semakin menarik karena Ash1l termasuk keluarga protein yang juga menjaga identitas sel dan membantu sistem imun mengingat infeksi sebelumnya. Dengan begitu, otak tampaknya menggunakan bahasa biologis yang sama yang dipakai tubuh untuk menjaga memori imun dalam mempertahankan memori kognitif.

Temuan ini membuka kemungkinan baru dalam memahami hilangnya ingatan pada penyakit seperti Alzheimer, sebab memperkuat tahap kedua atau ketiga konsolidasi mungkin membantu otak melewati area yang rusak. Dengan cara itu, wilayah otak yang masih sehat dapat menggantikan fungsi bagian yang sudah kehilangan sel-selnya.

Para peneliti kini berfokus memahami sinyal yang menyalakan setiap timer, karena hal tersebut dapat mengungkap bagaimana otak menentukan prioritas sebuah ingatan. Mereka menduga thalamus dan jalur komunikasinya dengan korteks menjadi pusat penentu pentingnya sebuah memori.

Upaya untuk menelusuri kehidupan memori setelah terbentuk di hippocampus pun menjadi langkah lanjutan yang kini mereka tekankan. Studi ini, yang diterbitkan di jurnal Nature, menjadi pintu penting menuju pemahaman lebih dalam tentang bagaimana otak memilih ingatan yang layak bertahan. (*)

Sumber: Earth

KEYWORD :

Kengangan Penting Kinerja Otak Pengalaman Berulang




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :