Rabu, 26/11/2025 14:21 WIB

Tiga Golongan Manusia Saleh yang Pertama Masuk Neraka Menurut Riwayat Islam





Ada tiga golongan manusia yang tampak paling saleh justru diriwayatkan menjadi yang pertama kali masuk neraka

Ilustrasi - Neraka Hutamah disebut secara jelas dalam Surat Al-Humazah ayat 4-9 sebagai salah satu tempat siksa yang sangat mengerikan (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Ada tiga golongan manusia yang tampak paling saleh justru diriwayatkan menjadi yang pertama kali masuk neraka. Riwayat ini terdapat dalam sebuah hadis sahih Imam Muslim.

Dikutip dari Terasmuslim.com, riwayat ini menjadi peringatan keras tentang bahaya riya dan tidak ikhlas dalam beramal. Tiga golongan tersebut adalah: orang alim yang berilmu, orang kaya yang suka bersedekah, dan pejuang yang gugur di medan jihad.

Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW menggambarkan bagaimana seorang alim yang di dunia dipuji sebagai ustaz, hafiz, atau ahli Al-Qur’an ternyata ditolak amalnya di akhirat. Hal itu terjadi karena ia menuntut ilmu demi gelar dan sanjungan, bukan demi mengharap ridha Allah Azza Wa Jalla, sebagaimana diingatkan dalam QS. Al-Bayyinah: 5 tentang keharusan beribadah dengan ikhlas.

Setelah itu, hadis tersebut menuturkan kisah seorang dermawan yang tampak sangat peduli dan mudah bersedekah, sehingga dipandang sebagai manusia yang paling banyak membantu sesama. Namun amal besarnya digugurkan karena ia hanya ingin dinilai baik oleh manusia, kontras dengan pesan QS. Al-Insan: 9 yang menegaskan bahwa sedekah sejati harus murni untuk Allah Azza Wa Jalla tanpa mengharapkan balasan.

Selanjutnya, Rasulullah SAW mengungkap bahwa seorang mujahid yang gugur di medan perang pun tidak luput dari penghisaban yang mengejutkan, sebab ia berjuang demi disebut pemberani, bukan karena jihad yang tulus. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW memperingatkan bahwa syirik kecil berupa riya adalah hal yang paling beliau takutkan menimpa umatnya.

Keterhubungan kisah ketiga golongan ini mempertegas bahwa amal sebesar apa pun dapat menjadi sia-sia ketika niatnya tidak lurus, karena Allah Azza Wa Jalla tidak menerima amalan yang dicampuri ambisi duniawi. Hal ini menjadi penegasan bahwa esensi ibadah tidak terletak pada sorotan publik, tetapi pada kebeningan hati.

Dengan demikian, hadis ini bukan sekadar peringatan, tetapi juga ajakan untuk melakukan introspeksi mendalam di era ketika banyak amal dapat dipamerkan melalui media sosial. Umat diingatkan untuk terus memperbaiki niat sebelum, saat, dan setelah beramal agar semua tindakan bernilai ibadah yang diterima Allah Azza Wa Jalla.

KEYWORD :

Info Keislaman Golongan Manusia Amal Saleh Masuk Neraka Rasulullah SAW




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :