Senin, 24/11/2025 20:13 WIB

Penyebab Panic Attack yang Sering Tak Disadari Banyak Orang





Panic attack atau serangan panik sering datang tanpa peringatan, membuat penderitanya merasa seolah kehilangan kendali.

Ilustrasi panic attack atau serangan panik (Foto: Solving Healthcare/Unsplash)

Jakarta, Jurnas.com - Panic attack atau serangan panik sering datang tanpa peringatan, membuat penderitanya merasa seolah kehilangan kendali. Kondisi ini dapat terjadi pada siapapun, meski lebih umum pada mereka yang memiliki tingkat stres tinggi.

Meski berlangsung singkat, serangan panik dapat meninggalkan rasa takut berkepanjangan. Karena itu, mengenali pemicunya menjadi langkah penting untuk mencegahnya.

Pemicu paling umum adalah stres yang menumpuk, baik karena pekerjaan, masalah keluarga, maupun tekanan sosial. Ketika tubuh terus-menerus berada dalam mode waspada, hormon stres meningkat dan sistem saraf menjadi sensitif. Sensitivitas inilah yang membuat reaksi fisik seperti jantung berdebar muncul lebih cepat.

Kurang tidur juga dapat memicu serangan panik. Tubuh yang tidak cukup istirahat mengalami ketidakseimbangan hormon, termasuk hormon yang memengaruhi suasana hati.

Akibatnya, otak lebih mudah menafsirkan situasi biasa sebagai ancaman. Mereka yang sering begadang lebih rentan mengalami kecemasan yang memicu panic attack.

Konsumsi kafein berlebihan menjadi pemicu lain yang sering tidak disadari. Kafein meningkatkan detak jantung dan membuat tubuh terasa gelisah.

Bagi beberapa orang, sensasi ini sangat mirip dengan gejala panik sehingga tubuh bereaksi berlebihan. Minuman energi dan kopi pekat menjadi penyebab yang harus diwaspadai.

Selain faktor gaya hidup, trauma masa lalu juga berperan besar. Peristiwa besar yang meninggalkan jejak emosional dapat memicu reaksi panik ketika seseorang menghadapi hal yang mirip. Misalnya, seseorang yang pernah mengalami kecelakaan bisa panik ketika mendengar suara keras atau melihat situasi serupa.

Perubahan hormon, terutama pada perempuan, dapat menjadi faktor pencetus lainnya. Masa menstruasi, kehamilan, atau pascapersalinan sering kali mengubah keseimbangan hormon secara drastis. Perubahan tersebut dapat memengaruhi stabilitas emosi dan memicu serangan panik.

Beberapa kondisi medis seperti hipertiroid, gangguan irama jantung, atau asma dapat memunculkan gejala fisik yang mirip panic attack. Ketika seseorang tidak memahami kondisi kesehatannya, mereka cenderung merasa takut dan panik. Karena itu, pemeriksaan medis penting untuk memastikan pemicunya.

Lingkungan juga dapat memengaruhi kondisi psikologis. Tempat ramai, ruangan tertutup, atau situasi tertentu bisa memicu rasa sesak bagi sebagian orang. Rasa tidak nyaman kemudian berkembang menjadi serangan panik yang sulit dikendalikan.

Penggunaan alkohol dan obat tertentu juga bisa memicu serangan panik, terutama saat efeknya mulai hilang. Tubuh mengalami perubahan kimia yang membuatnya rentan terhadap kecemasan. Mengurangi konsumsi alkohol dapat membantu mencegah serangan panik.

Untuk mencegah panic attack, langkah awal yang bisa dilakukan adalah mengatur pola hidup. Menjaga tidur cukup, mengurangi kafein, dan melakukan teknik relaksasi menjadi langkah sederhana tapi efektif. Aktivitas seperti meditasi dan napas dalam dapat membantu menenangkan sistem saraf.

KEYWORD :

penyebab panic attack gejala serangan panik pemicu kecemasan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :