Ilustrasi nasi putih yang sering dikonsumsi masyarakat Indonesia (Foto: CNN)
Jakarta, Jurnas.com - Banyak orang merasakan bahwa sarapan nasi membuat kenyang lebih lama dibanding roti. Fenomena ini tidak terjadi tanpa alasan. Kandungan gizi pada nasi dan roti memiliki perbedaan signifikan.
Nasi mengandung karbohidrat kompleks yang memerlukan waktu lebih lama untuk dipecah tubuh. Proses pencernaannya tidak secepat karbohidrat sederhana. Efeknya, energi dilepas secara bertahap sehingga rasa kenyang bertahan lebih panjang.
Roti, terutama roti putih, memiliki indeks glikemik lebih tinggi. Artinya, roti lebih cepat dicerna dan menyebabkan lonjakan gula darah. Ketika gula darah naik dan turun cepat, rasa lapar muncul lebih cepat.
Selain itu, porsi konsumsi nasi umumnya lebih besar dibanding roti. Masyarakat Indonesia terbiasa makan nasi dalam jumlah yang cukup untuk satu kali makan. Hal ini membuat perut terasa lebih terisi.
Kandungan air dalam nasi juga cukup tinggi. Tekstur nasi yang lembut membuat volumenya besar saat masuk ke lambung. Volume inilah yang membantu memberikan sensasi kenyang lebih cepat.
Di sisi lain, roti cenderung lebih ringan dan kering. Meski kalorinya tidak jauh berbeda, volumenya lebih kecil sehingga tidak memberi rasa penuh di perut. Ini membuat rasa kenyang tidak bertahan lama.
Jenis roti juga berpengaruh. Roti gandum utuh memiliki serat lebih tinggi sehingga lebih mengenyangkan dibanding roti putih. Namun, banyak orang masih memilih roti putih karena rasanya lebih lembut.
Serat memainkan peran penting dalam rasa kenyang. Sayangnya, nasi putih memiliki serat lebih rendah dibanding beras merah. Meski demikian, nasi putih tetap lebih mengenyangkan karena faktor volume dan proses pencernaan.
Selain aspek gizi, faktor psikologis juga berperan. Budaya makan nasi sejak kecil membuat tubuh terbiasa merasa belum makan jika tidak mengonsumsi nasi. Persepsi ini mempengaruhi sensasi kenyang seseorang.
Sarapan nasi juga cenderung dipadukan dengan lauk berprotein dan berlemak. Kombinasi ini membuat rasa kenyang lebih kuat. Berbeda dengan roti yang sering dipadukan selai atau topping manis.
Namun, sarapan nasi bukan berarti selalu lebih sehat. Jika porsi terlalu besar, risiko kelebihan kalori meningkat. Pemilihan lauk yang tepat tetap harus diperhatikan.
Roti tetap menjadi pilihan praktis yang baik, terutama yang tinggi serat dan rendah gula. Setiap orang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan harian dan aktivitas. Pilihan sarapan ideal bergantung pada tujuan nutrisi masing-masing.
Secara keseluruhan, nasi memberikan rasa kenyang lebih lama karena kombinasi faktor kimia, volume, dan kebiasaan. Memahami perbedaan ini membantu kita memilih sarapan yang sesuai kebutuhan energi. Yang terpenting adalah memastikan sarapan tetap bergizi dan seimbang.
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
sarapan nasi kenyang nasi vs roti perbedaan indeks glikemik


























