Ilustrasi foreplay sebelum berhubungan intim (Foto: Toa Heftiba/Unsplash)
Jakarta, Jurnas.com - Dalam dunia hubungan intim, setiap pasangan memiliki preferensi yang berbeda. Namun, ada beberapa posisi yang secara medis dinilai lebih berisiko dibanding yang lain. Salah satunya, posisi reverse cowgirl.
Posisi ini dianggap berbahaya karena tekanan pada organ intim laki-laki sulit dikendalikan. Ketika penetrasi tidak sejajar, risiko cedera meningkat. Cedera paling umum adalah penile fracture atau patah penis, meskipun tanpa tulang.
Ketika tubuh pasangan berada di atas dan menghadap ke belakang, kontrol gerakan berada sepenuhnya pada pasangan perempuan. Bila pergerakan terlalu cepat atau tiba-tiba, penis dapat tertekuk secara ekstrem. Kondisi inilah yang membuka peluang cedera serius.
Penile fracture membutuhkan penanganan segera. Gejalanya meliputi bunyi patah, rasa nyeri hebat, serta pembengkakan. Tanpa perawatan cepat, komplikasi jangka panjang seperti disfungsi ereksi dapat terjadi.
Beberapa laporan medis menunjukkan bahwa posisi reverse cowgirl menjadi salah satu penyebab cedera paling sering. Faktor utamanya adalah kurangnya koordinasi antara kedua pasangan. Gerakan yang tidak sinkron membuat organ laki-laki terjepit atau membentur.
Selain risiko cedera, posisi ini juga bisa menyebabkan rasa tidak nyaman pada pasangan perempuan. Sudut gerakan yang tidak tepat bisa menimbulkan nyeri panggul. Hal ini terutama dialami oleh mereka yang memiliki kondisi tertentu seperti endometriosis.
Posisi berisiko tinggi bukan berarti tidak boleh dicoba sama sekali. Namun, pasangan perlu memahami risikonya sebelum mencobanya. Komunikasi menjadi kunci utama agar hubungan tetap aman.
Untuk mengurangi risiko, pasangan dapat memilih posisi yang memberi kontrol lebih seimbang. Posisi dengan sudut penetrasi stabil biasanya lebih aman. Selain itu, pelumasan yang cukup sangat membantu mengurangi gesekan.
Bila saat berhubungan muncul rasa nyeri, aktivitas harus segera dihentikan. Mendengarkan sinyal tubuh sangat penting. Mengabaikannya justru memperbesar peluang cedera.
Selain itu, pasangan dianjurkan melakukan pemanasan terlebih dahulu. Foreplay yang cukup membantu tubuh lebih rileks. Kondisi ini meminimalkan risiko terjadinya gerakan mendadak.
Jika cedera terjadi, jangan menunda mencari bantuan medis. Semakin cepat pemeriksaan dilakukan, semakin besar peluang pemulihan sempurna. Mengabaikan cedera dapat berakibat fatal.
Dengan memahami risiko, pasangan dapat membuat keputusan yang lebih bijak. Kesehatan dan kenyamanan harus selalu menjadi prioritas utama. Posisi reverse cowgirl memang populer, tetapi tetap harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian.
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
reverse cowgirl bahaya posisi berhubungan intim berisiko cedera penis saat seks


























