Sabtu, 22/11/2025 23:00 WIB

Kisah Rasulullah Mencium Tangan Buruh Pembelah Batu





Banyak kisah dalam hidup Rasulullah SAW yang menjadi sumber inspirasi moral bagi umat Islam, di antaranya ketika beliau mencium tangan buruh pembelah batu

Ilustrasi kisah inspiratif Rasulullah Saw mencium tangan pembelah batu - lafadz Nabi Muhammad SAW (Foto: Pexels/Necati Ömer Karpuzoğlu)

Jakarta, Jurnas.com - Akhlak Nabi Muhammad SAW warisan sepanjang zaman. Rasulullah SAW bukan hanya dikenal sebagai pembawa risalah Islam, tapi juga sebagai sosok pemimpin yang memancarkan keteladanan dalam setiap tindakannya.

Banyak kisah dalam sejarah hidup Rasulullah SAW yang menjadi sumber inspirasi moral bagi umat Islam di seluruh dunia. Salah satunya adalah momen ketika beliau mencium tangan seorang buruh pembelah batu.

Diriwayatkan Ketika Rasulullah SAW pulang dari Perang Tabuk dan memasuki Kota Madinah, beliau melihat seorang lelaki dengan telapak tangan kasar, hitam kemerah-merahan. Penasaran, Rasulullah SAW menanyakan penyebab kondisi tangannya.

Lelaki itu menjawab dengan jujur bahwa setiap hari ia bekerja membelah batu-batu besar, lalu menjualnya di pasar untuk menafkahi anak dan istrinya. Mendengar jawaban itu, Rasulullah SAW langsung mencium tangan lelaki tersebut sambil bersabda bahwa tangan itu tidak akan tersentuh oleh api neraka.

Tindakan Rasulullah SAW itu menunjukkan bahwa kemuliaan seseorang tidak diukur dari status atau pekerjaan, melainkan dari usaha halal dan niat baik. Karena bekerja untuk menafkahi keluarga, bahkan pekerjaan yang tampak remeh sekalipun, memiliki nilai ibadah yang tinggi.

Kisah lain menunjukkan dimensi spiritual yang lebih luas. Suatu ketika, seorang sahabat bertanya apakah bekerja keras seperti itu bisa digolongkan jihad di jalan Allah, dan Rasulullah SAW menjawab bahwa pekerjaan itu memang termasuk fi sabilillah.

Beliau menjelaskan bahwa jika seseorang bekerja untuk menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, untuk menafkahi orang tuanya yang lanjut usia, atau untuk memenuhi kebutuhan dirinya agar tidak meminta-minta, maka semua itu termasuk fi sabilillah. 

Selain itu, kisah ini menekankan bahwa meminta-minta bukanlah jalan yang terhormat kecuali dalam keadaan terpaksa atau kepada penguasa. Sebagaimana hadis diriwayatkan oleh Tirmidzi, orang yang suka meminta-minta seakan menutup wajahnya dengan topeng sendiri, sehingga kerja keras lebih mulia daripada bergantung pada belas kasihan orang lain.

Nilai-nilai ini tetap relevan di era modern ketika pekerjaan kasar sering dipandang rendah. Kisah Rasulullah SAW mencium tangan buruh pembelah batu menjadi pengingat abadi bahwa setiap tetes keringat yang halal adalah ibadah, dan setiap tangan yang bekerja keras layak dihormati dan dihargai.

Dengan demikian, kisah ini bukan sekadar cerita sejarah, tetapi teladan hidup yang mengajarkan penghormatan terhadap kerja keras, kejujuran, dan tanggung jawab kepada keluarga. Nilai-nilai ini tetap menjadi pedoman moral dan spiritual yang abadi bagi setiap generasi.

 

KEYWORD :

Info Keislaman Kisah Inspiratif Rasulullah SAW Buruh Pembelah Batu




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :