Ilustrasi cilok dari tepung aci (Foto: Cookpad)
Jakarta, Jurnas.com - Tepung aci atau tepung tapioka banyak digunakan dalam camilan tradisional dan jajanan pasar, beberapa di antaranya cilok dan cimol, serta berbagai makanan ringan lainnya.
Karena teksturnya yang kenyal dan rasanya yang netral, tepung ini sangat populer di Indonesia. Namun, muncul anggapan bahwa mengonsumsinya terlalu sering bisa menimbulkan anemia. Benarkah?
Secara gizi, tepung tapioka mengandung karbohidrat dalam jumlah besar tetapi rendah protein, zat besi, dan zat gizi mikro lainnya.
Jika seseorang mengandalkan camilan tersebut sebagai makanan utama atau sangat sering mengonsumsinya tanpa variasi, maka asupan zat besi bisa jadi kurang terpenuhi. Akibatnya, hal itu bisa menjadi salah satu faktor risiko terhadap perkembangan anemia.
Namun, penting dicatat bahwa mengonsumsi tepung tapioka dalam jumlah wajar dan sebagai bagian dari pola makan seimbang tidak otomatis menyebabkan anemia.
Anemia terutama disebabkan oleh defisiensi zat besi, folat, atau vitamin B12 dan bukan hanya oleh jenis tepung yang dikonsumsi. Karena itu faktor keseluruhan diet dan kondisi kesehatan individu jauh lebih menentukan.
Ada pula beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa jenis pati tertentu dapat mempengaruhi penyerapan zat besi, terutama jika dikonsumsi bersama makanan yang menghambat penyerapan.
Jika camilan tepung aci dikonsumsi terus-menerus tanpa diimbangi makanan kaya zat besi seperti daging, sayur berdaun, atau kacang-kacangan, maka risiko bisa meningkat.
Dari segi praktik, sering makan cilok sebagai camilan sesekali tidak bermasalah, asalkan pola makan kesuluruhan cukup variatif dan seimbang.
Apabila seseorang memiliki diet dominan karbohidrat dan jarang makan makanan sumber zat besi, maka kondisi tersebut perlu diperhatikan. Di sisi lain, bila diet sudah kaya sayur, buah, protein dan zat besi, maka efek negatif camilan tepung aci akan sangat minimal.
Untuk pencegahan, kamu disarankan memasukkan makanan yang kaya zat besi setiap hari, seperti sayur hijau, daging tanpa lemak, ikan, telur, atau kacang-kacangan.
Juga, hindari menaruh camilan tepung aci sebagai pengganti makan utama dalam jangka panjang. Variasi makanan adalah kunci menjaga kesehatan dan mencegah defisiensi.
Orang dengan kondisi tertentu seperti wanita usia sub-fertil, penderita anemia sebelumnya, atau orang dengan diet ketat—patut lebih berhati-hati dalam memilih camilan dan jenis makanan ringan.
Jika sering mengonsumsi camilan berbasis tepung aci dan tidak memperhatikan asupan zat besi, maka risiko defisiensi bisa meningkat. Konsultasi dengan ahli gizi bisa membantu mengatur diet.
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
makan tepung aci anemia cilok kesehatan tepung tapioka gizi





















