Direktur Guru PAUD dan PNF Kemdikdasmen, Suparto saat melakukan kunjungan ke TK Lillah Kota Pekanbaru pada, Jumat (21/11/2025) (Foto: Habib/Jurnas.com)
Pekanbaru, Jurnas.com – Direktur Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Non Formal (PNF), Suparto meninjau langsung implementasi kebijakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) di Pekanbaru, Riau, pada Jumat (21/11).
Dalam kunjungan ke Kota Bertuah ini, Suparto meninjau program pemerintah pusat di daerah khususnya terkait program "Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat" di tingkat PAUD.
Salah satu lokasi yang menjadi fokus kunjungan adalah TK Lillah Pekanbaru. Di sana, Suparto mengamati dinamika interaksi antara guru dan siswa untuk memastikan terciptanya suasana belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menyenangkan.
"Kebetulan di Provinsi Riau kami berkunjung ke TK Lillah untuk melihat bagaimana kegiatan guru, kegiatan siswa," ujar Suparto di sela-sela kunjungannya di Pekanbaru.
Dalam kesempatan itu, Suparto turut mengajar murid-murid PAUD sebagai bentuk apresiasi kepada guru dengan merasakan langsung menjadi pengajar guna memahami realitas pembelajaran yang berlangsung di lapangan.
Suparto menyampaikan bahwa inisiatif ini bertujuan agar pejabat tidak hanya berkutat pada tugas administratif, melainkan turun langsung ke lapangan melihat fakta empiris.
"Direktur jangan menjadi sosok birokrat yang hanya duduk di belakang meja, lalu hanya kerja-kerja administratif terkait dengan policy making, decision making, tugas-tugas manajerial, tetapi Direktur Mengajar adalah satu titik di mana seorang pejabat di tingkat pusat turun turun langsung melihat bagaimana praktik pembelajaran secara real," ucap dia.
Selain itu, Suparto juga menjelaskan bahwa konsep pembelajaran di tingkat PAUD harus mencakup pengenalan diri, kepedulian sosial, dan pelatihan bermasyarakat sejak dini.
Hal ini selaras dengan nilai-nilai yang ada dalam tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat, di mana aspek berteman dan mengenal orang lain menjadi poin krusial.
Dalam kesempatan itu, Suparto juga turut mengapresiasi penanaman nilai agama yang kuat di TK Lillah, seperti pembiasaan salat duha, serta suasana kelas yang menggembirakan.
"Jadi ketika saya berinteraksi dengan anak-anak, saya melihat adalah calon-calon pemimpin generasi Indonesia, Indonesia emas di 2045. Mereka akan mewarnai Indonesia yang maju di tahun yang akan datang," tambah Suparto.
Lebih lanjut, Suparto juga menyoroti tantangan kualifikasi pendidikan guru. Dia memaparkan, masih banyak guru yang belum bergelar Sarjana. Khusus di TK formal saja, kata dia, terdapat 98.032 guru yang belum memenuhi kualifikasi S1.
Karena itu, Direktorat Guru PAUD dan PNF telah menyalurkan bantuan berupa beasiswa Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) kepada 6.745 guru PAUD di seluruh Indonesia.
Program ini bekerja sama dengan 98 perguruan tinggi dan memungkinkan guru untuk kuliah singkat selama 2 hingga 4 semester tanpa meninggalkan tugas mengajar.
Suparto juga membawa kabar baik bahwa tahun depan Kemdikdasmen berencana meningkatkan kuota bantuan pendidikan secara signifikan bagi guru yang belum mendapat kualifikasi S1.
"Tahun depan menteri Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah berkomitmen untuk menyediakan 150.000 beasiswa atau bantuan pemerintah untuk guru-guru yang belum S1," ujar Suparto.
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Kabar Pendidikan Direktur Guru dan PNF Beasiswa Guru PAUD Kunjungan Kerja























