Ilustrasi - Gunung Semeru (Foto: Antara/Seno)
Jakarta, Jurnas.com - Gunung Semeru merupakan salah satu gunung yang terkenal di Provinsi Jawa Timur. Gunung yang memiliki ketinggian sekitar 3.676 meter di atas permukaan laut ini berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang.
Gunung Semeru bukan hanya menjadi gunung api tertinggi di Pulau Jawa, tetapi juga simbol spiritual yang mengakar dalam budaya Nusantara. Kisah asal-usul namanya pun selalu menarik untuk ditelusuri.
Nama Semeru diyakini berasal dari Sumeru atau Mahameru, gunung suci dalam ajaran Hindu–Buddha yang dipandang sebagai poros alam semesta tempat para dewa bersemayam. Pemaknaan ini masuk ke Jawa sejak abad keempat masehi dan kemudian menyatu dengan tradisi kerajaan-kerajaan seperti Mataram Kuno dan Majapahit.
Mengenal Arti Kata "Pahlawan" dan Asal-usulnya
Pengaruh budaya tersebut kemudian melahirkan legenda besar tentang pemindahan Gunung Mahameru dari India ke Pulau Jawa oleh para dewa. Dalam cerita turun-temurun, tanah Jawa yang labil disebut hanya dapat ditopang jika Mahameru ditanamkan di tengah pulau.
Karena itu, kisahnya menyebut Dewa Wisnu dan Brahma bekerja sama menarik Mahameru hingga tiba di Jawa. Saat gunung raksasa itu ditempatkan, bagian-bagiannya pecah dan diyakini membentuk deretan gunung lain.
Pecahan Mahameru itulah yang dipercaya menjelma menjadi gunung-gunung seperti Bromo, Arjuna, dan Welirang. Sementara itu, puncak utamanya menjadikan Semeru sebagai pusat sakral yang tetap dihormati hingga kini.
Kepercayaan tersebut terus hidup di tengah masyarakat Tengger yang tinggal di lereng Semeru dan memandang gunung ini sebagai penghubung antara dunia manusia dan alam gaib. Pandangan ini tercermin dalam ritual adat seperti Upacara Karo dan Yadnya Kasada.
Asal-usul Semarang Dijuluki Kota Atlas
Walaupun Yadnya Kasada berlangsung di Bromo, penghormatan spiritual masyarakat Tengger tetap mengarah pada Semeru sebagai titik tertinggi tempat para roh dan dewa diyakini bersemayam. Karena itu, Semeru menempati posisi penting dalam identitas budaya mereka.
Namun, kesakralan Semeru selalu berjalan berdampingan dengan sifat alamiahnya sebagai gunung berapi aktif. Sejak berabad-abad lalu, letusan dan lontaran abu dari kawah Jonggring Saloka kerap dianggap sebagai pengingat akan kekuatan alam yang mereka hormati.
Aktivitas erupsi itu terus berulang hingga masa kini, mulai dari semburan rutin hingga letusan besar yang memengaruhi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Terbaru, Gunung Semeru kembali erupsi dengan tinggi letusan mencapai 800 meter di atas puncak pada Selasa (18/11/2025) pagi.
Di masa kini, Gunung Semeru dikenal sebagai destinasi pendakian favorit dengan pesona Ranu Kumbolo dan jalur menuju Mahameru. Namun, di balik ramainya pendaki, gunung ini masih menyimpan lapisan historis, spiritual, dan geologis yang saling terkait.
Gunung Semeru tidak hanya merekam legenda dan ritual kuno, tetapi juga menjadi saksi perubahan alam dan peradaban di tanah Jawa. Gunung ini terus hidup sebagai simbol hubungan manusia dengan tradisi, kepercayaan, dan kekuatan alam yang tak pernah berhenti bergerak.
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Jawa Timur Gunung Semeru Asal usul Sejarah Semeru

























