Rabu, 19/11/2025 22:27 WIB

Ilmuwan Temukan Cara Geser Ingatan Buruk Saat Tidur





Para ilmuwan menemukan cara baru untuk melemahkan ingatan buruk saat tidur dengan mendorong otak memilih ingatan positif yang lebih baru

Ilustrasi sedang tidur ( Foto : SehatQ )

Jakarta, Jurnas.com - Para ilmuwan menemukan cara baru untuk melemahkan ingatan buruk saat tidur dengan mendorong otak memilih ingatan positif yang lebih baru. Penemuan ini menunjukkan bahwa tidur bukan hanya memulihkan tubuh, tetapi juga mengatur ulang prioritas memori.

Temuan ini berangkat dari konsep bahwa satu isyarat dapat terhubung dengan dua pengalaman berbeda sehingga memori harus bersaing. Karena itu, para peneliti mencoba memanfaatkan kompetisi tersebut untuk melihat apakah ingatan positif dapat diutamakan.

Dalam studi yang dipublikasikan di PNAS, pemutaran isyarat tertentu saat tidur dapat melemahkan ingatan aversif dan meningkatkan munculnya ingatan positif. Dengan demikian, otak dapat diarahkan tanpa menghapus memori lama.

Para peneliti kemudian menguji apakah pengingat singkat pada fase non-REM bisa membuat ingatan positif mengungguli ingatan negatif. Mereka menegaskan bahwa tujuannya bukan menghapus memori, tetapi mengubah memori mana yang muncul lebih dulu.

Untuk memantau persaingan memori itu, mereka menggunakan kata-kata tak bermakna sebagai isyarat netral. Cara ini membantu menilai ingatan mana yang kembali ketika otak mendengar pemicu tersebut.

Peserta mempelajari pasangan kata dan gambar tidak menyenangkan agar tiap kata memiliki asosiasi negatif. Setelah tidur di rumah untuk menstabilkan memori itu, mereka kembali ke lab untuk mempelajari pasangan positif dari kata-kata yang sama.

Dengan demikian, satu kata memiliki asosiasi negatif lama dan positif baru. Selama tidur non-REM malam berikutnya, sebagian kata diperdengarkan pelan sementara aktivitas otak dipantau Electroencephalography atau elektroensefalografi (EEG), metode untuk merekam aktivitas listrik otak menggunakan elektroda kecil yang ditempelkan di kulit kepala.

Otak peserta menangkap isyarat itu tanpa membangunkan mereka. Sementara itu, sebagian kata lain tidak diputar sebagai pembanding untuk melihat efek pemutaran secara spesifik.

Keesokan paginya, peserta diminta mengingat gambar negatif sebelumnya. Hasilnya, ingatan negatif melemah hanya untuk kata yang memiliki pasangan positif dan diputar saat tidur.

Sebaliknya, kata yang hanya punya asosiasi negatif tidak menunjukkan penurunan ingatan. Hal ini menandakan bahwa pemutaran isyarat memberi keuntungan pada memori positif, bukan menghapus memori negatif.

Peneliti juga menemukan bahwa ingatan positif lebih sering muncul ketika peserta mencoba mengingat gambar negatif. Efek intrusi ini hanya terjadi pada kata yang memiliki dua asosiasi dan diputar saat tidur.

Kata-kata itu juga dinilai lebih positif dalam penilaian cepat peserta. Perubahan ini menunjukkan bahwa pemutaran isyarat memengaruhi respons emosional awal terhadap isyarat tersebut.

EEG menunjukkan peningkatan respons theta selama pemutaran isyarat, yang berkaitan dengan ingatan positif yang lebih kuat. Respons yang lebih besar memprediksi kemampuan lebih baik dalam mengingat gambar positif.

Model drift-diffusion menunjukkan bahwa bukti menuju penilaian “positif” terakumulasi lebih cepat setelah tidur. Temuan ini selaras dengan perubahan ingatan dan penilaian emosional peserta.

Penelitian ini tetap memiliki batasan karena menggunakan memori buatan dan jangka waktu pendek. Selain itu, efek jangka panjang dan peran fase REM belum diuji.

Namun, temuan ini membuka kemungkinan baru untuk membantu orang dengan intrusi memori negatif, meski memerlukan uji klinis dan evaluasi etis. Studi ini menegaskan bahwa tidur memberikan momen penting ketika memori dapat diarahkan ulang ke arah asosiasi yang lebih sehat. (*)

KEYWORD :

Kompetisi ingatan Ingatan Buruk Manfaat Tidur Aktivitas listrik otak




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :