Selasa, 18/11/2025 03:43 WIB

Tanda Kamu Perlu Detoks Media Sosial Sebelum Mental Lelah





Ini beberapa beberapa tanda yang menunjukkan bahwa tubuh dan pikiranmu sebenarnya sedang meminta jeda dari paparan media sosial

Ilustrasi Media Sosial (Foto: Pexels/Bastian Riccardi)

Jakarta, Jurnas.com - Media sosial memang membuat hidup terasa lebih dekat dan penuh warna, tetapi kenyamanan itu perlahan dapat menguras energi mental ketika digunakan tanpa batas. Karena itu, jeda digital perlu dilakukan demi menjaga kesehatan emosional dan atau mental.

Namun, tidak semua orang sadar kapan otaknya mulai lelah karena bombardir informasi, drama online, dan notifikasi yang tak pernah berhenti. Kondisi inilah yang kemudian memicu stres digital yang kerap muncul tanpa gejala yang jelas.

Untuk mengenalinya, berikut beberapa tanda yang menunjukkan bahwa tubuh dan pikiranmu sebenarnya sedang meminta jeda dari paparan media sosial. Tanda-tanda ini muncul halus, tetapi dampaknya dapat memengaruhi suasana hati hingga produktivitas.

Salah satu tandanya terasa ketika suasana hati berubah setelah membuka media sosial, terutama saat muncul rasa sedih, cemas atau hampa tanpa alasan jelas. Reaksi emosional ini menunjukkan bahwa konsumsi konten mulai membebani pikiran.

Di saat yang sama, kecenderungan membandingkan hidup dengan orang lain kerap menguat karena algoritma menampilkan kehidupan orang lain yang tampak selalu lebih berhasil. Akibatnya, persepsi diri perlahan terdistorsi dan membuat pengguna merasa tidak cukup baik.

Jika dorongan untuk terus berada di dunia maya semakin kuat, itu menandakan munculnya ketergantungan digital yang jarang disadari. Perasaan panik saat tidak bisa membuka Instagram atau WhatsApp menjadi bukti bahwa kendali diri mulai tergerus.

Selain itu, notifikasi yang seharusnya bersifat informatif justru dapat berubah menjadi pemicu kecemasan kecil setiap kali muncul di layar. Tekanan halus ini membuat pengguna lebih sulit menenangkan pikiran.

Di tengah kondisi tersebut, fokus juga sering terganggu karena otak terbiasa berpindah aplikasi dalam hitungan menit. Kebiasaan mencari distraksi cepat membuat kemampuan berkonsentrasi menurun tanpa terasa.

Perbandingan sosial yang terus-menerus akhirnya membuat sebagian orang merasa hidupnya kurang menarik dibandingkan orang lain. Padahal apa yang terlihat di media sosial hanyalah potongan terbaik dari kehidupan orang lain.

Ketika story atau komentar seseorang mulai memicu overthinking, itu menandakan sensitivitas emosional terhadap dunia online sedang meningkat. Pikiran-pikiran ini biasanya muncul karena batas antara opini orang lain dan persepsi diri semakin kabur.

Pada akhirnya, waktu yang hilang tanpa disadari menjadi tanda paling jelas bahwa pengguna mulai kehilangan kendali. Satu jam yang terasa singkat ternyata berubah menjadi berjam-jam, memperlihatkan betapa kuatnya daya tarik konten instan.

Karena rangkaian tanda tersebut saling berkaitan, para ahli menganjurkan detoks media sosial sebagai langkah pemulihan yang aman. Jeda singkat dari dunia maya dapat membantu memulihkan kejernihan pikiran dan mengembalikan kendali atas kehidupan sehari-hari.

 
KEYWORD :

Detoks Media Sosial Kecanduan Medsos Dampak Buruk Medsos




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :