Ilustrasi - Masjid Raya Baiturrahman, masjid yang dibangun pada 1022H/1612M di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda dari Kesultanan Aceh Darussalam (Foto: RRI)
Jakarta, Jurnas.com - Sumatra sejak lama tercatat sebagai wilayah pertama yang menerima dan menyebarkan Islam di Nusantara. Dari Aceh hingga Minangkabau, sejumlah tokoh berpengaruh memainkan peran kunci dalam proses penyebaran Islam yang berjalan secara damai, terstruktur, dan berkelanjutan.
Peran awal itu dipimpin oleh Sultan Malik al-Saleh sebagai pendiri Kerajaan Samudra Pasai. Di bawah kepemimpinannya, Pasai tumbuh menjadi pusat dagang dan dakwah yang strategis di jalur Selat Malaka.
Warisan kepemimpinan itu kemudian diteruskan oleh Sultan Malik az-Zahir yang memperkuat jaringan dakwah melalui hubungan intensif dengan pedagang Muslim dari Arab, Persia, dan Gujarat. Dengan cara itu, Samudra Pasai berkembang sebagai rujukan bagi ulama dan pelajar yang ingin memperdalam ajaran Islam.
Kenapa Sihir Dianggap Dosa Besar?
Perkembangan tersebut semakin kuat ketika Aceh memasuki masa keemasan pada abad ke-17 di bawah Sultan Iskandar Muda yang mendorong pendidikan Islam secara besar-besaran. Berkat dukungannya, Aceh menjelma menjadi pusat studi Islam terbesar di Asia Tenggara.
Dari lingkungan intelektual itu muncul tokoh-tokoh berpengaruh seperti Syamsuddin as-Sumatrani dan Hamzah Fansuri, dua sufi besar yang karya-karyanya menggugah dunia Melayu. Pemikiran mereka membentuk tradisi literasi Islam yang meluas hingga kawasan Semenanjung.
Adab Berpakaian Nabi SAW yang Patut Ditiru
Sementara itu, dakwah Islam juga berkembang ke wilayah Minangkabau melalui Syekh Burhanuddin Ulakan yang merupakan murid Syekh Abdurrauf as-Singkili. Ia memperkenalkan model pendidikan berbasis surau yang kemudian menjadi fondasi intelektual masyarakat Minang.
Model pendidikan inilah yang menguatkan penyebaran Islam di pesisir dan pedalaman, sebelum kemudian lahir tokoh reformis seperti Tuanku Imam Bonjol pada awal abad ke-19. Meskipun gerakan Padri akhirnya memicu konflik, perannya dalam pemurnian ajaran dan penguatan pendidikan agama tetap diakui.
4 Dosa Besar Suami Istri Perusak Rumah Tangga
Di sisi lain, jaringan perdagangan internasional terus mempercepat proses penyebaran Islam melalui kehadiran para pedagang dari Timur Tengah yang rutin berlabuh di Aceh, Riau, dan Palembang. Interaksi ekonomi dan budaya sepanjang jalur pelayaran itu membuat Islam menyebar lebih cepat dibanding wilayah Nusantara lain.
Keseluruhan dinamika ini menunjukkan bahwa penyebaran Islam di Sumatra tidak berdiri sendiri, melainkan dibangun oleh kolaborasi tokoh lokal dan jejaring global. Jejak mereka menjadi fondasi penting bagi perkembangan peradaban Islam yang terus hidup hingga sekarang. (*)
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Info Keislaman Tokoh Penyebar Islam Pulau Sumatera Samudera Pasai

























