Ilustrasi - ini adab berpakaian yang diajarkan oleh Rasulullah SAW (Foto: Pexels/Thridman)
Jakarta, Jurnas.com - Islam memberikan perhatian besar terhadap etika berpakaian karena pakaian tidak hanya berfungsi menutupi aurat, tetapi juga menjadi cerminan akhlak seorang Muslim. Allah menegaskan hal tersebut dalam firman-Nya:
يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا
(“Wahai anak Adam, sungguh Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan sebagai perhiasan.”) QS. Al-A‘raf: 26
Ayat ini menunjukkan bahwa pakaian memiliki dua fungsi utama: sebagai penutup aurat dan sebagai hiasan yang sepatutnya digunakan tanpa berlebihan. Teladan ini selaras dengan kebiasaan Rasulullah SAW yang menekankan kebersihan, kerapian, dan kesederhanaan dalam berpakaian sehari-hari.
4 Dosa Besar Suami Istri Perusak Rumah Tangga
Rasulullah SAW selalu memilih pakaian yang bersih dan pantas, seperti gamis, kain sarung, atau busana sederhana lainnya. Beliau tidak memilih pakaian yang mewah, namun tetap tampil rapi. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda:
إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ
(“Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.”) HR. Muslim
Anjuran Memperbanyak Shalawat kepada Rasulullah
Keindahan yang dimaksud bukan kemewahan, melainkan kebersihan, kerapian, serta penampilan yang tidak melampaui batas syariat. Hal ini menunjukkan bahwa Islam mengajarkan keseimbangan antara tampil baik dan menjaga kerendahan hati.
Adab berpakaian yang diajarkan Nabi Muhammad SAW juga mencakup hal-hal kecil yang penuh makna, seperti mendahulukan anggota kanan saat mengenakan pakaian, membaca doa ketika memakai pakaian baru, serta menghindari pakaian yang menyerupai lawan jenis.
Ini Keutamaan Tidak Tidur Setelah Waktu Subuh
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW melarang kaum laki-laki mengenakan sutra dan emas, karena itu merupakan perhiasan bagi perempuan:
إِنَّ هَذَيْنِ حَرَامٌ عَلَى ذُكُورِ أُمَّتِي
(“Sesungguhnya kedua benda ini (sutra dan emas) haram bagi laki-laki dari umatku.”) — HR. Abu Dawud
Larangan tersebut bertujuan menjaga identitas dan kehormatan seorang Muslim. Pakaian juga tidak boleh menyerupai ciri khas pakaian orang fasik atau simbol ibadah agama lain.
Selain itu, Nabi Muhammad SAW menekankan agar seorang Muslim menjauhi sikap sombong dalam berpakaian. Beliau bersabda:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
(“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan seberat biji sawi.”) HR. Muslim
Hadits tersebut sering dikaitkan dengan larangan memanjangkan pakaian melewati mata kaki karena kesombongan. Ini menunjukkan bahwa adab berpakaian tidak hanya terkait gaya dan bentuk, tetapi juga kondisi hati.
Dengan mengikuti tuntunan Rasulullah SAW mulai dari kebersihan, kesederhanaan, menjauhi peniruan yang dilarang, hingga menjaga hati dari riya, seorang Muslim dapat menjaga martabat dirinya dan meraih keberkahan dalam kehidupan sehari-hari.
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Info Keislaman Rasulullah SAW tuntunan berpakaian Adab berpakaian
















