Ilustrasi - makanan kukusan (Foto: Pixabay/chaliceks)
Jakarta, Jurnas.com - Banyak orang menganggap makanan kukusan sebagai pilihan yang lebih sehat dibanding gorengan atau hidangan bersantan.
Namun, pakar keamanan pangan mengingatkan bahwa makanan kukusan yang dibiarkan dingin terlalu lama justru dapat berubah menjadi sumber keracunan serius.
Fenomena ini kembali ramai diperbincangkan setelah sejumlah kasus infeksi pencernaan dikaitkan dengan makanan berbahan tepung atau karbohidrat yang disimpan pada suhu ruang tanpa pemanasan ulang yang memadai.
Menurut ahli mikrobiologi pangan, makanan kukusan seperti bakpau, siomay, lontong, arem-arem, hingga kue basah sangat rentan terkontaminasi bakteri ketika suhunya turun. Pada kondisi hangat hingga dingin, terutama di rentang 15–50 derajat Celsius, bakteri seperti Bacillus cereus dapat berkembang biak dengan cepat.
Bakteri ini diketahui mampu menghasilkan toksin yang tidak dapat dihancurkan hanya dengan pemanasan ringan. Artinya, makanan yang tampak baik-baik saja tetap bisa menyebabkan gejala keracunan akut.
Kasus keracunan yang dipicu makanan kukusan dingin biasanya muncul dalam rentang waktu 30 menit hingga beberapa jam setelah konsumsi. Gejalanya meliputi mual hebat, muntah, sakit perut, hingga diare. Pada kasus tertentu, terutama pada anak-anak dan lansia, kondisi ini dapat menyebabkan dehidrasi yang berbahaya.
Pakar kesehatan menegaskan bahwa masalahnya bukan pada metode memasaknya, melainkan pada cara penyimpanan yang tidak tepat setelah makanan selesai dikukus.
Selain itu, pedagang makanan jalanan atau penjual sarapan sering kali membiarkan makanan kukusan berada di wadah terbuka selama berjam-jam. Lingkungan yang lembap ditambah perubahan suhu drastis menjadi kombinasi ideal bagi pertumbuhan mikroorganisme berbahaya.
Jika makanan tersebut kemudian dipanaskan ulang secara tidak merata, bakteri yang sudah telanjur menghasilkan toksin tetap dapat memicu keracunan. Kondisi ini juga menjadi alasan mengapa beberapa ahli menyarankan agar makanan kukusan tidak disimpan terlalu lama di suhu ruang, apalagi lebih dari empat jam.
Untuk mencegah risiko tersebut, ahli gizi menyarankan agar makanan kukusan yang tidak segera dikonsumsi langsung disimpan di kulkas dan dipanaskan kembali hingga benar-benar panas sebelum dimakan. Konsumen juga diimbau lebih selektif saat membeli makanan kukusan, terutama yang dibiarkan terbuka atau terlihat sudah dingin.
Sementara itu, pedagang diharapkan memperhatikan standar kebersihan, termasuk menjaga suhu makanan tetap stabil dan memastikan proses pemanasan ulang dilakukan dengan benar.
Pakar keamanan pangan menegaskan bahwa makanan kukusan tetap aman dan sehat selama penanganannya tepat. Risiko muncul ketika makanan dibiarkan dingin terlalu lama dan tidak dihangatkan secara higienis.
Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap keamanan pangan, diharapkan kasus keracunan akibat makanan kukusan dingin dapat dicegah sejak awal.
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Info Kesehatan Makanan kukusan Makanan dingin Ahli mikrobiologi
























