Ilustrasi sakit kepala (Foto: resume genius/unsplash)
Jakarta, Jurnas.com - Migrain merupakan salah satu jenis sakit kepala yang paling umum dialami masyarakat modern. Kondisi ini tidak sekadar nyeri kepala biasa, tetapi melibatkan sensasi berdenyut yang bisa sangat mengganggu aktivitas. Banyak penderita migrain bahkan tidak menyadari pemicu utamanya.
Salah satu ciri khas migrain adalah nyeri yang terasa hanya pada satu sisi kepala. Nyeri ini dapat muncul secara mendadak dan menetap selama beberapa jam hingga berhari-hari. Intensitasnya sering kali membuat penderita sulit berkonsentrasi.
Migrain juga dapat disertai aura, yaitu gangguan visual berupa kilatan cahaya atau garis berbayang. Aura biasanya muncul sebelum nyeri kepala menyerang dan menjadi sinyal bahwa migrain akan segera datang. Tidak semua penderita mengalami aura, tetapi mereka yang mengalaminya biasanya dapat memprediksi serangan.
Pemicu migrain sangat beragam, mulai dari stres, perubahan hormon, kurang tidur, hingga makanan tertentu. Beberapa orang sangat sensitif terhadap kafein, cokelat, atau makanan tinggi MSG. Mengenali pemicu pribadi sangat membantu dalam mencegah serangan berulang.
Migrain berbeda dengan sakit kepala biasa karena melibatkan perubahan kimia dalam otak. Penurunan kadar serotonin sering dikaitkan dengan munculnya migrain. Kondisi ini menyebabkan pembuluh darah di otak melebar, memicu nyeri berdenyut yang terasa intens.
Untuk meredakan migrain, istirahat di ruangan gelap dan tenang sering menjadi langkah pertama yang efektif. Cahaya terang atau suara keras dapat memperburuk gejalanya. Mengurangi rangsangan sensorik dapat membantu tubuh menenangkan sistem saraf.
Obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau paracetamol bisa membantu bila diminum pada awal kemunculan gejala. Namun jika migrain tergolong berat atau sering kambuh, dokter mungkin meresepkan obat khusus seperti triptan. Minum obat secara tepat waktu menjadi kunci agar migrain tidak semakin parah.
Selain obat, teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, atau kompres dingin di area kepala juga efektif. Aktivitas ini membantu merilekskan otot-otot di sekitar leher dan kepala. Banyak penderita yang merasa gejalanya mereda setelah duduk tenang selama beberapa menit.
Untuk pencegahan, pola hidup teratur sangat penting. Tidur cukup, minum air yang cukup, dan menghindari stres berlebihan dapat membantu mengurangi frekuensi migrain. Aktivitas olahraga ringan pun terbukti mendukung kestabilan hormon dan suasana hati.
Seseorang perlu memeriksakan diri ke dokter bila migrain sering muncul atau terasa sangat mengganggu. Migrain kronis dapat menjadi indikasi masalah kesehatan lain yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. Penanganan dini akan membantu mencegah komplikasi di masa depan.
Meskipun migrain tidak mengancam nyawa, kondisi ini dapat mengurangi kualitas hidup bila tidak dikelola dengan baik. Dengan mengenali gejala dan pemicu, penderita dapat mengontrol frekuensinya dan menjalani aktivitas dengan lebih nyaman. Migrain bisa dikelola, asalkan pendekatannya tepat.
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
gejala migrain cara mengatasi migrain sakit kepala sebelah























