Ilustrasi Hari Kebaikan Sedunia yang diperingati setiap 13 November (Foto: Pexels/Samuel Peter)
Jakarta, Jurnas.com - Hari Kebaikan Sedunia atau World Kindness Day diperingati setiap 13 November. Peringatan ini menjadi momentum global untuk mengingatkan manusia bahwa tindakan kecil kebaikan penuh empati dapat membawa dampak besar bagi kehidupan bersama.
Hari Kebaikan Sedunia pertama kali dirayakan pada 13 November 1998, berawal dari inisiatif gerakan internasional bernama World Kindness Movement (WKM). Gerakan ini terbentuk setahun sebelumnya di Tokyo, Jepang, saat sejumlah organisasi sosial dari berbagai negara sepakat untuk mempromosikan nilai kebaikan tanpa batas.
Dari pertemuan itu, lahirlah kesepakatan bahwa dunia membutuhkan satu hari khusus untuk menegaskan pentingnya berbuat baik tanpa memandang latar belakang, budaya, atau keyakinan.
Tanggal 13 November dipilih bertepatan dengan hari berdirinya World Kindness Movement, sebagai simbol dimulainya gerakan global untuk menjadikan kebaikan sebagai bahasa universal.
Pencetus Hari Kebaikan Sedunia melihat bahwa dunia modern sering kali dipenuhi oleh kompetisi, konflik, dan ketidakpedulian sosial. Di tengah kemajuan teknologi dan ekonomi, nilai kemanusiaan seperti empati, kasih sayang, dan solidaritas perlahan memudar.
Dari situlah lahir gagasan untuk menciptakan satu hari khusus yang mendorong semua orang tanpa melihat latar belakang agama, budaya, atau status sosial untuk menyebarkan kebaikan dalam bentuk tindakan nyata.
Semangat tersebut dengan cepat menyebar ke berbagai negara seperti Australia, Kanada, Inggris, Singapura, Italia, hingga India, dan kemudian menginspirasi banyak komunitas di Indonesia.
Namun, Hari Kebaikan Sedunia tidak sekadar perayaan simbolis. Hari ini dirancang sebagai pengingat bahwa kebaikan adalah bahasa universal yang mampu menyatukan perbedaan dan menumbuhkan rasa kemanusiaan di tengah dunia yang semakin terpolarisasi.
Melalui peringatan ini, masyarakat di seluruh dunia diajak melakukan tindakan nyata, sekecil apa pun, mulai dari memberi senyum, membantu orang lain, hingga menyebarkan pesan positif di media sosial. Di era digital, semangat itu terus berkembang melalui kampanye global dengan tagar seperti #WorldKindnessDay dan #BeKind.
Sekolah, perusahaan, hingga lembaga pemerintah di berbagai negara pun biasanya memanfaatkan momentum ini untuk menjalankan kegiatan sosial, dari program donasi hingga aksi peduli lingkungan. Dengan cara itu, kebaikan tidak hanya berhenti sebagai wacana, tetapi menjadi gerakan kolektif yang menular.
Dengan demikian, Hari Kebaikan Sedunia mengingatkan bahwa perubahan besar selalu berawal dari hal-hal sederhana. Di tengah dinamika dunia modern yang serba cepat, tantangan ekonomi hingga gejolak geo politik, kebaikan menjadi napas kemanusiaan yang menjaga agar kita tetap saling peduli dan terhubung.
Kebaikan bukan sekadar ajakan moral, melainkan warisan nilai yang layak diaktualkan setiap hari. Tindakan kebaikan yang teraktual dapat menular dan menginspirasi tindakan baik lainnya, menciptakan rantai positif yang terus berlanjut. (*)
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Hari Kebaikan Sedunia 13 November Sejarah Hari Kebaikan

























