Kamis, 13/11/2025 00:44 WIB

Ilmuwan Konfirmasi Manusia Miliki Indra Ketujuh, Bisa Sentuh Jarak Jauh





Penemuan ini menunjukkan bahwa manusia mampu menangkap gelombang tekanan halus yang merambat di material longgar seperti pasir.

Ilustrasi manusia sedang menunjuk sesuatu (Foto: Brooke Cagle/Unsplash)

Jakarta, Jurnas.com - Ilmuwan mengkonfirmasi manusia memiliki kemampuan tersembunyi yang selama ini tidak disadari. Dalam eksperimen baru, ditemukan bahwa manusia dapat mendeteksi benda yang terkubur di dalam pasir tanpa menyentuhnya langsung, dengan tingkat akurasi mencapai sekitar 70 persen.

Penemuan ini menunjukkan bahwa manusia mampu menangkap gelombang tekanan halus yang merambat di material longgar seperti pasir. Fenomena tersebut mirip dengan kemampuan burung pantai yang dapat merasakan keberadaan mangsa di bawah permukaan pasir basah.

Riset ini dipimpin oleh Dr. Elisabetta Versace, dosen senior psikologi di Queen Mary University of London. Ia meneliti bagaimana otak menafsirkan pola-pola dari lingkungan, baik melalui kemampuan bawaan maupun hasil pembelajaran.

“Ini adalah pertama kalinya kemampuan remote touch dipelajari pada manusia, dan temuan ini mengubah cara kita memandang dunia persepsi,” ujar Elisabetta Versace.

Konsep yang disebut “remote touch” ini berakar pada fisika media granular, yaitu kumpulan partikel longgar seperti pasir atau garam. Ketika seseorang bergerak di atas objek tersembunyi, butiran pasir bergeser dan menimbulkan perubahan tekanan halus yang menyebar ke sekitarnya.

Kemampuan serupa sebenarnya telah lama diamati pada hewan. Burung pantai seperti red knot terbukti dapat mendeteksi tekanan di bawah pasir melalui reseptor khusus di ujung paruhnya, meski kemampuan itu bisa menurun jika pasir mengandung akar atau terlalu kering.

Dalam eksperimen, peserta diminta menggeser ujung jarinya di atas permukaan pasir untuk mengenali keberadaan kubus kecil yang dikubur di bawahnya. Mereka tidak diperbolehkan menyentuh objek secara langsung, hanya mengandalkan sensasi dari gerakan halus jari.

Para peneliti memodelkan sinyal yang muncul sebagai pantulan mekanik lembut saat butiran pasir memantul di permukaan padat di bawahnya. Hasilnya, peserta mampu mendeteksi target pada jarak sekitar 6,9 sentimeter dengan ketepatan 70,7 persen.

Untuk perbandingan, tim juga menggunakan lengan robot UR5 dengan sensor taktil dan algoritma Long Short-Term Memory (LSTM). Robot tersebut mampu mendeteksi sedikit lebih jauh, tetapi sering salah mengenali sinyal, dengan tingkat akurasi sekitar 40 persen.

Hasil itu menunjukkan bahwa manusia masih lebih unggul dalam menafsirkan sinyal fisik yang samar dibandingkan mesin. Keduanya mendekati batas deteksi yang diprediksi model fisika, namun manusia menunjukkan penilaian yang lebih tepat terhadap sinyal nyata.

Kemampuan membaca gaya halus di lingkungan granular juga membuka peluang besar untuk aplikasi di dunia nyata. Teknologi berbasis prinsip ini dapat membantu kerja arkeolog, ahli forensik, hingga penjelajah planet yang perlu mendeteksi benda tersembunyi tanpa merusak permukaan.

Selain itu, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kadar kelembapan dapat meningkatkan sensitivitas deteksi pada burung pantai. Prinsip yang sama bisa diterapkan pada robot, dengan menyesuaikan kekuatan dan kecepatan gerakan terhadap kondisi material di lapangan.

Penemuan ini juga memiliki nilai evolusioner yang menarik. Banyak hewan lain memiliki versi “indra ketujuh” ini, seperti ikan yang menggunakan garis lateral untuk mendeteksi tekanan air dan mamalia yang mengandalkan kumis untuk membaca aliran udara.

Dengan demikian, manusia tampaknya belum sepenuhnya kehilangan kemampuan kuno tersebut. Otak kita masih dapat menafsirkan sinyal mekanik halus tanpa memerlukan organ khusus seperti kumis atau paruh sensitif.

Para peneliti berencana melanjutkan studi ini dengan menguji material lain seperti tanah dan butiran plastik. Faktor seperti ukuran butiran, gesekan, kecepatan gerak jari, dan bentuk objek diyakini dapat memengaruhi hasil deteksi.

Mereka juga menilai bahwa pelatihan khusus bisa meningkatkan kepekaan manusia terhadap sinyal fisik yang lemah. Hal ini berpotensi penting bagi profesi yang bergantung pada kepekaan sentuhan, seperti ahli bedah, teknisi, dan tim penyelamat. (*)

Penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah IEEE Xplore. Sumber: Earth

KEYWORD :

Indra Ketujuh Manusia Remote Touch Kemampuan Tersembunyi Manusia Eksperimen Sensorik




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :