Rabu, 12/11/2025 18:20 WIB

Mengenal Tempoyak, Lauk Fermentasi Durian Khas Nusantara





Proses pembuatan tempoyak melibatkan durian matang yang dicampur garam lalu difermentasi beberapa hari hingga menghasilkan rasa asam dan aroma khas.

Ilustrasi makan durian (Foto: Infopublik)

Jakarta, Jurnas.com - Lauk tradisional Nusantara menyuguhkan ragam citarasa unik, salah satunya adalah Tempoyak, hasil fermentasi buah durian. Proses pembuatan tempoyak melibatkan durian matang yang dicampur garam lalu difermentasi beberapa hari hingga menghasilkan rasa asam dan aroma khas.

Banyak digemari di daerah Sumatera dan Kalimantan, tempoyak digunakan sebagai lauk atau bumbu, seperti sambal tempoyak, gulai ikan patin dengan tempoyak, dan pepes tempoyak.

Cita rasa tempoyak memang beda, asam, agak manis, aroma durian yang melunak, dan umumnya dipadukan dengan nasi hangat serta lauk ikan atau ayam.

Bagi kamu yang belum pernah mencicip, tempoyak menawarkan pengalaman kuliner yang masuk kategori unik tapi layak dicoba, terutama jika kamu penggemar durian dan terbuka pada rasa tradisional.

Proses fermentasi tempoyak ternyata juga memiliki nilai budaya, sebagai cara masyarakat Melayu memanfaatkan kelebihan durian musiman menjadi bahan yang tahan lama dan bisa jadi lauk alternatif.

Untuk mencoba membuat sendiri, kamu bisa mengambil durian matang, tumbuk daging buahnya, beri garam dan gula, lalu simpan dalam toples tertutup selama 3–5 hari sampai muncul rasa asam.

Setelah jadi tempoyak, bisa dijadikan sambal bersama bawang merah, bawang putih, cabai rawit, lalu tumis dengan sedikit minyak, hasilnya sambal tempoyak siap menemani nasi dan lauk favorit kamu.

Sebaiknya jika mencoba sendiri di rumah, pastikan durian matang berkualitas dan kebersihan wadah fermentasi terjaga agar hasilnya aman dan tidak terlalu beraroma tajam.

Sebagai lauk pendamping, tempoyak cocok untuk ikan, ayam, atau sayuran yang ditumis atau dibuat gulai ringan.

KEYWORD :

arti tempoyak lauk durian durian fermentasi kuliner Melayu sambal tempoyak




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :