Selasa, 11/11/2025 16:29 WIB

Ilmuwan Akhirnya Pecahkan Misteri Longsor Debu di Mars





Para ilmuwan akhirnya berhasil memecahkan teka-teki lama tentang bagaimana longsoran debu atau slope streaks terbentuk di permukaan Mars

Ilustrasi - Ilmuwan akhirnya pecahkan misteri longsoran debu atau slope streaks terbentuk di permukaan Mars (Foto: Earth)

Jakarta, Jurnas.com - Para ilmuwan akhirnya berhasil memecahkan teka-teki lama tentang bagaimana longsoran debu atau slope streaks terbentuk di permukaan Mars.

Temuan terbaru yang diterbitkan di Nature Communications menunjukkan bahwa angin, debu, dan dinamika pasir musiman menjadi dalang utama di balik guratan-guratan gelap di lereng planet merah itu.

“Debu, angin, dan dinamika pasir tampaknya menjadi penggerak utama pembentukan slope streak secara musiman. Sementara itu, tumbukan meteorit dan gempa hanya berpengaruh secara lokal dan relatif tidak signifikan pada skala global,” ujar Valentin Bickel, rekan penulis studi dari University of Bern.

Dilansir dari laman Earth, penelitian ini bermula dari peristiwa unik pada malam Natal 2023, ketika sebuah meteorit menghantam lereng Apollinaris Mons dan memicu serangkaian longsoran debu. Kamera CaSSIS milik ExoMars Trace Gas Orbiter milik Badan Antariksa Eropa (ESA) menangkap ratusan guratan baru di permukaan Mars, memperlihatkan pemandangan dramatis dari dampak tumbukan tersebut.

Namun analisis lanjutan membuktikan bahwa peristiwa semacam itu hanyalah pengecualian. Kurang dari satu dari seribu streak yang terbentuk di Mars ternyata benar-benar dipicu oleh tumbukan meteorit atau getaran seismik, sementara sisanya muncul akibat proses musiman yang jauh lebih halus.

Dalam studi berskala besar ini, tim peneliti yang dipimpin Valentin Bickel dari University of Bern menggunakan kecerdasan buatan untuk memeriksa arsip kamera CTX di wahana Mars Reconnaissance Orbiter. Mereka berhasil memetakan lebih dari 2,1 juta streak yang terbentuk antara 2006 hingga 2024, menemukan pola yang mengaitkan pembentukan streak dengan musim berdebu dan perubahan atmosfer.

Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar streak baru muncul pada musim panas dan gugur di belahan selatan Mars, saat angin bertiup lebih kencang dan mampu menggerakkan butiran pasir halus. Aktivitas ini paling banyak ditemukan di wilayah Amazonis, Tharsis, Arabia, Olympus Mons Aureole, dan Elysium, yakni lima hotspot debu terbesar di planet itu.

Selain angin, atmosfer Mars yang tipis dan berdebu juga berperan penting. Keberadaan awan es halus dan kabut debu menciptakan kondisi termal yang memicu pergeseran lapisan debu terang, memperlihatkan material yang lebih gelap di bawahnya dan membentuk guratan khas di lereng curam.

Riset ini juga mengungkap bahwa setiap tahun Mars menghasilkan puluhan ribu streak baru, dengan laju pembentukan global mencapai sekitar lima persen dari total streak yang sudah ada. Artinya, dalam dua puluh tahun Mars bisa sepenuhnya memperbarui lanskap permukaannya hanya dengan kekuatan atmosfernya sendiri.

Fenomena ini menunjukkan bahwa Mars bukanlah planet mati seperti yang lama diasumsikan, melainkan dunia yang terus bergerak dan berevolusi. Guratan-guratan debu yang tampak statis dari jauh sebenarnya adalah jejak aktivitas alam yang terus berlangsung di bawah pengaruh angin dan perubahan suhu harian.

Pengetahuan ini membawa dampak besar bagi misi eksplorasi masa depan. Dengan memahami kapan dan di mana permukaan Mars paling aktif, para ilmuwan dapat menentukan waktu terbaik untuk pengamatan, perencanaan pendaratan, hingga pengelolaan daya pada wahana yang beroperasi di sana.

Menurut Colin Wilson, ilmuwan proyek ESA untuk ExoMars Trace Gas Orbiter, temuan ini membuka cara baru untuk memahami dinamika permukaan Mars. Menurutnya, angin dan debu adalah seniman sejati yang terus mengukir wajah planet merah, menjadikannya tempat yang jauh lebih hidup dari yang selama ini kita bayangkan.

“Pengamatan ini dapat membantu kita memahami dengan lebih baik apa yang sebenarnya terjadi di Mars saat ini. Mendapatkan pengamatan jangka panjang yang berkesinambungan dan berskala global untuk memperlihatkan sisi dinamis Mars merupakan salah satu tujuan utama dari wahana yang sedang beroperasi maupun yang akan datang,” ujar Colin Wilson. (*)

KEYWORD :

Longsoran debu Slope streaks Atmosfer Mars Meteorit Mars Debu Mars




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :