Ilustrasi sedang mendengarkan musik (Foto: Pexels/Andrea Piacquadio)
Jakarta, Jurnas.com - Sebuah studi menemukan bahwa musik yang menyesuaikan irama dengan gerakan tubuh terbukti dapat membuat olahraga terasa lebih mudah dan menyenangkan. Temuan ini berasal dari penelitian University of Jyväskylä (JYU), Finlandia, yang menganalisis 18 studi tentang hubungan musik, gerak, dan suasana hati.
Para peneliti menemukan bahwa ketika ritme musik selaras dengan langkah atau tempo gerakan, tubuh lebih mudah beradaptasi dan pikiran terasa lebih positif. Sinkronisasi ini membantu orang mempertahankan aktivitas fisik lebih lama tanpa merasa terbebani.
Teknologi yang digunakan disebut Personalized Interactive Music Systems (PIMS), yaitu sistem yang menyesuaikan tempo musik secara real-time mengikuti kecepatan gerakan pengguna. Saat langkah kaki atau kayuhan sepeda meningkat, musik ikut mempercepat ritmenya, lalu melambat ketika tubuh beristirahat.
Menurut peneliti utama Andrew Danso, musik tidak sekadar pengiring, melainkan menjadi “partner” yang bergerak bersama tubuh. Dengan menyesuaikan tempo, musik membantu menciptakan ritme alami yang membuat olahraga terasa mengalir.
“Musik selalu menjadi pendorong alami untuk bergerak. Dengan mempersonalisasikannya secara real-time, kita bisa membantu lebih banyak orang mempertahankan rutinitas olahraga mereka,” ujar Danso.
Hasil meta-analisis menunjukkan bahwa peserta yang berolahraga dengan musik adaptif mengalami peningkatan suasana hati dan aktivitas fisik yang lebih konsisten dibanding kelompok tanpa musik interaktif. Namun, tingkat persepsi kelelahan tidak berubah signifikan, sehingga latihan tetap menantang tetapi terasa lebih ringan.
Fenomena ini dijelaskan melalui proses auditory-motor coupling, yaitu cara otak mengaitkan suara dengan gerakan. Saat ritme musik dan langkah tubuh seirama, otak memfasilitasi koordinasi yang lebih stabil, meningkatkan fokus, dan menurunkan rasa jenuh.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa musik dapat mengurangi rasa lelah dan memperbaiki performa olahraga. Studi terbaru ini menegaskan bahwa musik adaptif lebih efektif karena mampu berinteraksi langsung dengan pengguna, bukan sekadar diputar pasif dari playlist biasa.
Melalui sistem ini, pengalaman berolahraga menjadi lebih personal dan menyenangkan. Musik tidak memerintah, melainkan mengikuti langkah, menciptakan sensasi alami seperti tubuh dan nada bergerak dalam harmoni.
Menurut Danso, pendekatan ini bisa mendukung upaya meningkatkan kebiasaan berolahraga masyarakat. Banyak orang sulit mencapai anjuran 150 menit aktivitas fisik per minggu, dan musik adaptif dapat menjadi cara sederhana untuk menjaga motivasi.
Teknologi ini juga potensial membantu berbagai kelompok, dari pekerja kantoran yang ingin lebih aktif hingga lansia atau pemula yang membutuhkan ritme sesuai kemampuan mereka. Karena sistemnya menyesuaikan tempo, setiap orang dapat berolahraga tanpa tekanan untuk mengejar target tertentu.
Walau riset ini masih dalam tahap awal dan memerlukan uji coba yang lebih luas, manfaatnya sudah mulai terasa jelas. Dengan musik yang bergerak seiring langkah, olahraga bisa berubah dari rutinitas berat menjadi momen yang lebih ritmis, ringan, dan menyenangkan. (*)
Penelitian lengkapnya dipublikasikan dalam jurnal JMIR Human Factors. Sumber: Earth
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Manfaat mendengar musik Musik Adaptif Gerakan Tubuh


























