Pengamat Komunikasi Politik dari Swarna Dwipa Institute (SDI) Frans Immanuel Saragih. Foto: dok. jurnas
JAKARTA, Jurnas.com - Tanggal 10 November 2025 Presiden Prabowo sudah menetapkan 10 nama yang menjadi Pahlawan Nasional seperti Gus Dur, Soeharto, Marsinah, Sarwo Edhie Wibowo, dan lain lain.
Pengamat Komunikasi Politik dari Swarna Dwipa Institute (SDI) Frans Immanuel Saragih menyebutkan, tentu saja pemberian gelar tersebut telah melalui pengkajian dan penelitian yang mendalam.
Sebagai negara demokrasi tetap saja akan menimbulkan pro dan kontra terhadap nama nama yang muncul, khususnya kepada Presiden ke 2 RI, Jendral Besar Soeharto.
Curug Cibareubeuy, Surga Tersembunyi di Subang
“Penetapan tersebut saya yakinini pasti sudah melalui berbagai kajian yang cukup panjang. Oleh karena itu kami dari Swarna Dwipa Institute merasa tidak terlalu mempermasalahkan pemberian gelar tersebut,” kata Frans Saragih.
Bagi kami, SDI, sudah saatnya bangsa ini melakukan rekonsiliasi dari berbagai elemen yang ada. “Langkah Presiden Prabowo sudah tepat menurut kami,” tegas aktivis 98 ini.
Perbedaan pandangan politik itu sah sah saja, apalagi dari awal kita sudah menyatakan sebagai negara demokrasi. Pasti dalam diri setiap pemimpin ada nilai lebih dan juga kekurangan.
“Pemberian Gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto, kami lihat yang paling memunculkan polemik di masyarakat khususnya di kalangan aktivis. Tapi ingat juga bahwa sebagian dari aktivis tersebut sudah ada di dalam kekuasaan saat ini,” tuturnya.
“Langkah Prabowo menetapkan Pak Harto sebagai pahlawan menurut kami bahwa beliau menginginkan adanya rekonsiliasi nasional,” imbuhnya.
Menurut Frans, bagi aktivis mungkin agak terasa berat khususnya bagi mereka yang ada di luar pemerintahan saat ini. Tetapi jangan mengabaikan juga jasa Pak Harto yang sudah ikut serta memperjuangkan kemerdekaan dan membangun negara ini.
“Kami dari SDI mengajak kita untuk melihat dari berbagai sisi yang ada. Tetapi paling tidak Presiden Prabowo sudah berusaha membuka jalan rekonsiliasi tersebut agar bangsa ini tidak terlalu larut dalam sekat masa lalu,” ujar Frans.
Bagi Frans, mulai Presiden Soekarno hingga Jokowi, tidak ada yang sempurna 100 persen, tapi masing masing memiliki cara dan pola mereka sendiri. Maka, sebagai bangsa yang ingin bergerak maju, selayaknya melihat hal-hal positif yang pernah dilakukan oleh para pemimpin bangs aini. “Selain mereka memang sudah terpilih pada saat itu, mereka juga tercatat pernah mewakili negara kita diberbagai peristiwa internasional,” ungkap Frans.
Frans melihat, Presiden Prabowo juga mampu mengkomunikasikan kepada masyarakat luas dan juga dunia internasional bahwa bangsa ini telah berhasil melakukan rekonsiliasi dan siap untuk bertransformasi.
“Kita harus bisa melihat contoh negara lain yang berhasil melakukan rekonsiliasi, sudah saatnya kita berdamai dengan masa lalu untuk menatap masa depan,” pungkas Frans.
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Pengamat SDI Frans Saragih Gelar Pahlawan


























