Senin, 10/11/2025 17:09 WIB

Bukan Pakai Kekerasan, Ini Gaya Parenting VOC Sebenarnya





Akhir-akhir ini, gaya pengasuhan anak (parenting) ala VOC sering terdengar seiring dengan munculnya anggapan generasi muda kini lebih lembek

Ilustrasi - Penelitian terbaru menunjukkan bahwa parenting atau proses pengasuhan anak bisa membantu menjaga otak lebih muda atau awet muda (Foto: Pexels/Vidal Balielo Jr)

Jakarta, Jurnas.com - Akhir-akhir ini, gaya pengasuhan anak (parenting) ala VOC sering terdengar seiring dengan munculnya anggapan generasi muda masa kini yang cenderung lembek dalam menghadapi kehidupan.

Pendekatan VOC yang lekat dengan generasi milenial dan pendahulunya dikaitkan dengan parenting yang dekat dengan hukuman secara langsung, dan identik dengan kekerasan.

Padahal, bila mengacu pada pengasuhan anak di masa penjajahan VOC di Indonesia, mereka mendidik anak sangat dipengaruhi oleh nilai kolonialisme dan hierarki sosial.

Dalam keluarga pejabat VOC, anak-anak dididik dengan disiplin tinggi. Mereka harus mematuhi aturan rumah tangga yang ketat dan dilatih sopan santun sejak kecil. Tujuannya adalah mencetak generasi yang mampu menjaga martabat keluarga di mata masyarakat Eropa.

Namun, sisi negatifnya adalah minimnya kedekatan emosional antara orang tua dan anak. Banyak anak dikirim ke sekolah asrama atau ke Belanda untuk melanjutkan pendidikan. Hubungan keluarga lebih bersifat formal daripada hangat.

Sebaliknya, keluarga pribumi yang bekerja di bawah VOC sering meniru gaya parenting ini. Mereka menganggap disiplin Eropa sebagai simbol kemajuan. Tapi dalam praktiknya, banyak yang lupa bahwa kasih sayang dan kehangatan juga penting dalam membentuk karakter anak.

Menariknya, gaya pengasuhan ala VOC menekankan pentingnya tata krama, bahasa sopan, dan kemampuan membaca serta menulis sejak dini. Nilai ini menjadi dasar berkembangnya pendidikan formal di Hindia Belanda.

Namun, di sisi lain, sistem tersebut menumbuhkan kesenjangan sosial. Anak-anak dari kalangan atas mendapat pendidikan, sementara rakyat kecil justru dibatasi aksesnya. Pendidikan menjadi alat kontrol sosial.

Dalam konteks modern, beberapa nilai disiplin dan kemandirian ala VOC masih relevan diterapkan. Tapi pendekatan emosional yang hangat tetap harus menjadi prioritas dalam parenting masa kini.

Pengasuhan modern menekankan komunikasi dua arah antara orang tua dan anak. Anak bukan hanya objek didik, tetapi juga individu yang perlu dihargai pendapatnya.

Belajar dari sejarah, orang tua masa kini bisa menyeimbangkan antara disiplin dan empati. Parenting yang ideal bukan hanya membentuk anak patuh, tetapi juga bahagia dan percaya diri.

Dengan memahami sejarah, kita bisa mengambil nilai positif tanpa mengulang kesalahan masa lalu. Parenting yang baik tumbuh dari cinta, bukan dari ketakutan.

KEYWORD :

parenting sejarah VOC Belanda pengasuhan kolonial sejarah keluarga Nusantara




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :