Senin, 10/11/2025 14:53 WIB

Mitos Seputar Kehamilan: Mana yang Benar, Mana yang Salah?





Hingga kini, banyak calon ibu masih terjebak antara fakta medis dan kepercayaan turun-temurun soal kehamilan

Ilustrasi wanita hamil memelihara kucing (Foto: Pexels/Vlada Karpovich)

Jakarta, Jurnas.com - Banyak calon ibu masih terjebak antara fakta medis dan kepercayaan turun-temurun soal kehamilan. Padahal, tidak semua nasihat orang tua dulu punya dasar ilmiah. Beberapa bahkan bisa membahayakan jika diikuti tanpa pertimbangan medis.

Salah satu mitos populer adalah larangan makan nanas atau durian bagi ibu hamil. Padahal, menurut ahli gizi, konsumsi dalam porsi kecil sebenarnya aman selama tidak ada riwayat alergi atau gangguan pencernaan tertentu. Yang berbahaya justru jika ibu hamil kekurangan asupan buah dan serat.

Mitos lain menyebut bahwa bentuk perut bisa menentukan jenis kelamin bayi. Faktanya, bentuk perut lebih dipengaruhi posisi janin dan bentuk tubuh sang ibu, bukan jenis kelamin bayi. Pemeriksaan USG tetap menjadi cara paling akurat untuk mengetahuinya.

Ada juga kepercayaan bahwa ibu hamil tidak boleh memotong rambut karena bisa membawa sial atau memengaruhi pertumbuhan bayi. Secara medis, tentu tidak ada hubungan antara rambut dan kondisi janin. Potong rambut malah bisa membantu ibu merasa lebih segar dan nyaman.

Mitos soal larangan mandi malam bagi ibu hamil juga masih sering terdengar. Padahal, mandi malam justru bisa membantu ibu hamil yang sulit tidur karena rasa panas di tubuh, asalkan airnya hangat dan dilakukan dengan hati-hati.

Sementara itu, ada mitos bahwa ibu hamil dilarang olahraga agar bayi tidak keguguran. Faktanya, olahraga ringan seperti yoga, berenang, atau jalan kaki justru disarankan untuk melancarkan peredaran darah dan menjaga kebugaran.

Beberapa kepercayaan juga mengaitkan ngidam dengan tanda-tanda fisik bayi. Misalnya, jika ngidam makanan manis berarti bayi perempuan, dan makanan asin berarti laki-laki. Secara medis, ngidam lebih berkaitan dengan perubahan hormon dan kebutuhan nutrisi tubuh.

Mitos lain mengatakan ibu hamil tak boleh minum air es karena bisa membuat bayi besar. Padahal, ukuran bayi ditentukan oleh nutrisi dan faktor genetik, bukan suhu minuman yang dikonsumsi.

Kebanyakan mitos muncul karena dulu masyarakat belum memahami sains dan kesehatan modern. Namun, kini calon ibu bisa mendapatkan informasi valid dari bidan, dokter kandungan, atau sumber medis terpercaya.

Jadi, sebelum mempercayai sebuah mitos, pastikan untuk menelusuri kebenarannya. Kehamilan yang sehat bergantung pada gaya hidup seimbang, bukan pantangan yang tidak berdasar.

KEYWORD :

mitos kehamilan ibu hamil fakta medis kehamilan larangan saat hamil




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :