Ilustrasi - Tebu, salah satu tanaman yang bisa dijadikan biofel, bahan bakar sumber energi baru (Foto: dok. jurnas)
Jakarta, Jurnas.com - Ketika cadangan minyak bumi terus menipis dan dampak perubahan iklim semakin terasa, dunia, termasuk Indonesia, kini menoleh ke sumber energi baru: biofuel. Bahan bakar hayati ini berasal dari biomassa, bukan fosil yang terbentuk jutaan tahun, sehingga disebut-sebut dapat menghasilkan emisi karbon jauh lebih rendah.
Permintaan biofuel diperkirakan akan melonjak dua kali lipat dalam beberapa tahun ke depan. Selain ramah lingkungan, biofuel bisa dibuat dari tanaman energi seperti jagung, tebu, kedelai, hingga alga, bahkan dari limbah organik. Namun, produksi skala besar tetap menghadapi tantangan seperti penggunaan lahan, air, dan potensi kenaikan harga pangan.
Dengan riset, kebijakan, dan dukungan teknologi yang tepat, Indonesia berpeluang besar menjadi pemain utama dalam industri bioenergi dunia. Dihimpun dari berbagai sumber, berikut beberapa tanaman paling menjanjikan yang bisa menggantikan bahan bakar fosil di masa depan.
1. Jagung
Jagung menjadi sumber utama bioetanol di AS. Proses fermentasi sederhana, seperti membuat bir, mengubah gula jagung menjadi etanol yang bisa dicampur dengan bensin. Hasilnya, emisi karbon monoksida dan nitrogen oksida jauh lebih rendah.
Namun, jagung hanya memanfaatkan bagian bijinya, sementara batangnya masih sulit diolah karena kandungan selulosa yang tinggi.
2. Kanola (Rapeseed)
Minyak kanola dikenal sehat untuk makanan, tapi juga efektif sebagai biodiesel. Kandungan lemak jenuhnya rendah, membuatnya tetap cair di suhu dingin, kelebihan yang tak dimiliki bahan bakar nabati lain. Negara-negara Eropa banyak mengandalkannya karena efisien dan ramah mesin.
3. Tebu
Brasil adalah contoh sukses revolusi bioetanol berbasis tebu sejak krisis minyak 1970-an. Etanol dari tebu enam kali lebih murah dibanding dari jagung.
Namun, praktik pembakaran lahan sebelum panen masih menjadi isu lingkungan karena menambah emisi gas rumah kaca.
4. Kelapa Sawit
Minyak sawit punya rendemen tinggi dan bisa langsung digunakan di mesin diesel tanpa modifikasi besar. Indonesia dan Malaysia adalah produsen terbesar dunia.
Sayangnya, perluasan lahan sawit sering dikaitkan dengan deforestasi dan hilangnya habitat satwa liar, sehingga perlu pengawasan ketat dan sertifikasi berkelanjutan.
5. Jarak Pagar (Jatropha curcas)
Tanaman liar beracun ini justru jadi bintang baru di industri biodiesel. Tumbuh subur di lahan tandus dan tahan kekeringan, jarak pagar mengandung minyak hingga 40% dari bijinya.
India telah memanfaatkannya untuk memberdayakan petani di daerah kering, meski produksinya belum sepenuhnya optimal secara global.
6. Kedelai
Selain jadi bahan tofu dan saus, kedelai juga bahan utama biodiesel di Amerika Serikat. Satu gantang kedelai bisa menghasilkan sekitar 5,6 liter biodiesel. Meski efisien, kadar minyak kedelai lebih rendah dibanding kanola, sehingga masih kalah dari sisi produktivitas energi per hektare.
7. Singkong (Manihot esculenta)
Singkong mengandung pati yang mudah difermentasi menjadi bioetanol. Negara seperti Thailand dan Indonesia kini mengembangkan pabrik bioetanol berbasis singkong untuk mengurangi impor BBM.
8. Alga (Ganggang)
Inilah kandidat paling futuristik. Alga mikro mampu menghasilkan minyak hingga 30 kali lebih banyak dibanding tanaman darat. Selain itu, alga bisa tumbuh di air laut dan tidak memerlukan lahan subur.
9. Switchgrass
Tanaman asal Amerika Utara ini disebut-sebut sebagai masa depan bioetanol. Switchgrass bisa tumbuh di lahan tandus tanpa mengganggu lahan pangan.
Setiap hektare tanaman ini mampu menghasilkan lebih dari 4.000 liter etanol, dan karena bersifat tahunan, petani hanya perlu menanamnya sekali saja.
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Tanaman Biofuel Pengganti BBM Energi Baru Bahan Bakar



























