Sekjen DPP Partai Gerindra, Sugiono. (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Sugiono mendukung usulan pemberian gelar pahlawan nasional kepada Presiden ke-2 Soeharto dan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Menurut dia, kedua tokoh nasional itu dinilai berjasa besar bagi Indonesia di periode berbeda.
"Partai Gerindra menyambut baik dan mendukung usulan untuk menjadikan Presiden ke-2 dan ke-4, Presiden Suharto dan Presiden Abdurrahman Wahid sebagai pahlawan nasional, karena keduanya menurut kami merupakan pemimpin yang berhasil dan memiliki jasa-jasa yang besar terhadap Republik Indonesia," kata Sugiono di Jakarta, Jumat (7/11).
Menteri Luar Negeri ini menjelaskan bahwa Soeharto pada masa silam, berjasa besar terhadap stabilitas nasional serta pembangunan ekonomi yang dilakukan secara berkelanjutan.
Menurut dia, banyak pencapaian yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Indonesia di berbagai lapisan. Mulai dari pembangunan infrastruktur, pendidikan, transmigrasi hingga ketahanan pangan berkat kesuksesan melakukan swasembada.
Dia menilai keberhasilan saat itu merupakan bukti bahwa kesejahteraan masyarakat Indonesia yang paling mendasar itu terpenuhi.
"Saya yakin sebagian besar lapisan pemimpin di Indonesia saat ini juga merupakan orang-orang yang besar di dalam situasi kepemimpinan beliau dan merupakan hasil dari buah dan kerja keras beliau sebagai pemimpin pada saat itu," kata dia.
Di era Presiden Soeharto, kata dia, Indonesia pun menjadi negara yang disegani di Asia Tenggara bahkan level Asia, bahkan dijuluki macan Asia.
"Secara ekonomi juga pada saat itu kita dianggap sebagai satu negara yang besar, kita diperhitungkan sebagai macan Asia dan itu merupakan menempatkan Indonesia pada posisi yang strategis," kata dia.
Selain itu, Sugiono mengatakan bahwa Gus Dur juga berkontribusi besar terhadap keberlangsungan Indonesia sebagai negara usai banyak terjadi gejolak di berbagai daerah. Sosok tersebut, kata dia, senantiasa mengedepankan demokrasi dan pluralisme yang manfaatnya terasa hingga saat ini.
"Stabilitas nasional yang tercipta membuat Indonesia bisa terus memulihkan perekonomian nasional usai dilanda krisis moneter," kata dia.
Menurut dia, Gus Dur saat itu menjaga stabilitas nasional dengan menekankan bahwa pluralitas atau keberagaman agama, suku, dan etnis merupakan keniscayaan di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
"Beliau seorang yang visioner yang berpikir jauh ke depan bagaimana bisa membangun dan menyatukan seluruh komponen masyarakat sehingga kesatuan negara Indonesia ini terjaga," katanya.
Sebelumnya, Kementerian Sosial mengusulkan sebanyak 40 nama tokoh untuk mendapat gelar pahlawan nasional, termasuk aktivis buruh perempuan asal Nganjuk, Jawa Timur, Marsinah.
Selain Marsinah, Presiden RI ke-2 Soeharto, dan Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), tokoh lain yang diusulkan, antara lain ulama asal Bangkalan Syaikhona Muhammad Kholil; Rais Aam PBNU K.H. Bisri Syansuri; K.H. Muhammad Yusuf Hasyim dari Tebuireng, Jombang; Jenderal TNI (Purn) M. Jusuf dari Sulawesi Selatan; serta Jenderal TNI (Purn) Ali Sadikin dari Jakarta (mantan Gubernur Jakarta).
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Sekjen Gerindra pahlawan nasional Presiden Soeharto Gus Dur Menlu Sugiono
























