Jum'at, 07/11/2025 01:54 WIB

Syafiq A Mughni: Gerakan Wasatiyyat Tidak Boleh Berdiri Sendiri





Menurut Syafiq, nilai-nilai wasatiyyat tidak hanya relevan bagi umat Islam, tetapi juga sejalan dengan ajaran dan kebudayaan lain di berbagai peradaban

Steering Committee World Peace Forum (WPF) ke-9 sekaligus ketua PP Muhammadiyah, Syafiq A. Mughni dalam konferensi pers World Peace Forum (WPF) ke-9, di Jakarta, Kamis (Foto: Agus Mughni/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Steering Committee World Peace Forum (WPF) ke-9 sekaligus ketua PP Muhammadiyah, Syafiq A. Mughni, mengatakan bahwa wasatiyyat merupakan sebuah cara berpikir, sikap, dan pemahaman keagamaan yang sangat penting bagi umat Islam.

Menurut Syafiq, nilai-nilai wasatiyyat tidak hanya relevan bagi umat Islam, tetapi juga sejalan dengan ajaran dan kebudayaan lain di berbagai peradaban, termasuk Tionghoa. Wasatiyyat juga dinilai dapat menjadi fondasi dalam membangun perdamaian dunia yang inklusif dan lintas budaya.

"Karena itu, gerakan wasatiyyat ini tidak boleh berdiri sendiri, melainkan harus juga bergandengan. Kita membangun kekuatan bersama dan itu saya kira akan menjadi jalan untuk memperkokoh, memperkuat perdamaian, dan kehidupan yang harmoni," ujar Syafiq A. Mughni.

Hal tersebut disampaikan Syafiq dalam Konferensi Pers Steering Committee WPF ke-9: Considering Wasatiyyat and Tionghoa for Global Collaboration yang digelar di Jakarta, Kamis (6/11).

Dia menjelaskan, dalam kegiatan sampingan WPF ke-9 yang akan digelar di Jakarta pada 9–11 November 2025 ini, Muhammadiyah akan menampilkan kiprah kemanusiaan dan jejaring globalnya. 

Dalam forum internasional yang mengusung tema “Considering Wasatiyyat and Tionghoa for Global Collaboration” ini, lanjut dia, Muhammadiyah akan memaparkan pengalaman panjangnya di bidang kemanusiaan, terutama di wilayah konflik seperti Palestina.

Pengalaman tersebut dianggap penting untuk dibagikan kepada masyarakat internasional agar menjadi inspirasi bagi gerakan kemanusiaan global. "Pengalaman-pengalaman Muhammadiyah perlu di-share [dibagikan] kepada masyarakat dunia," ujar Syafiq.

Dia menuturkan, kiprah Muhammadiyah diakui secara global di antaranya melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) yang telah tersertifikasi sebagai International Emergency Medical Team (I-EMT) oleh Bureau for Humanitarian Unit (BHU). Dengan sertifikasi itu, tim medis Muhammadiyah dapat diterjunkan ke berbagai negara tanpa harus meminta izin lembaga internasional lain, termasuk WHO.

Menurutnya, pengakuan tersebut menunjukkan bahwa Muhammadiyah bukan hanya organisasi keagamaan, tetapi juga kekuatan kemanusiaan dunia. Ia menilai, kepercayaan global itu menjadi bukti nyata peran Islam Indonesia dalam memperkuat solidaritas kemanusiaan lintas bangsa.

Selain menampilkan kiprah kemanusiaan, WPF ke-9 juga akan menjadi momentum penguatan jejaring global Muhammadiyah. Melalui forum ini, Muhammadiyah akan mempererat hubungan dengan organisasi dan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di lebih dari 30 negara.

Meski berdiri secara hukum di negara masing-masing, organisasi-organisasi tersebut memiliki semangat dakwah dan visi kemanusiaan yang sama dengan Muhammadiyah di Indonesia. Jejaring ini disebut Syafiq sebagai bentuk jaringan moral global yang merepresentasikan wajah Islam berkemajuan.

"Karena itu dalam kesempatan nanti akan ada side event yang membahas tentang bagaimana memperkokoh jejaring Muhammadiyah dengan disaster organization, dan juga pembinaan cabang istimewa Muhammadiyah di berbagai negara," ujar dia.

WPF ke-9 akan berlangsung di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, serta di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, pada 9–11 November 2025. Kegiatan ini akan dihadiri lebih dari 300 tokoh lintas agama, akademisi, serta pemimpin dunia dari 24 negara.

Sejumlah tokoh ternama dijadwalkan hadir, di antaranya Menteri Kebudayaan Thailand Sabida Taisek, wakil Federasi Rusia Elmira Sadikova, hingga Presiden ke-4 Republik Kosovo Atifete Jahjaga.

Forum tersebut juga menghadirkan Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdil Mu’ti, serta perwakilan dari Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Selain itu, akan digelar pula Panel Nobel Knowledge yang menampilkan dua penerima The Benevolent Award atau Nobel Perdamaian, yakni Presiden Republik Demokratik Timor Leste José Ramos-Horta dan Mantan PM Jepang Hindankyu.

KEYWORD :

PP Muhammadiyah Syafiq A. Mughni World Peace Forum Gerakan Wasatiyyat Perdamaian dunia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :