Rabu, 05/11/2025 16:03 WIB

Hindari MBG Jika Gunakan Stainless Steel Model Tipe Ini





Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini menjadi salah satu program unggulan pemerintah dalam mengatasi persoalan gizi anak dan stunting di Indonesia.

Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di satuan pendidikan (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini menjadi salah satu program unggulan pemerintah dalam mengatasi persoalan gizi anak dan stunting di Indonesia. Diluncurkan resmi pada awal 2025, program ini menyasar pelajar, ibu hamil, dan balita di berbagai daerah.

Selain fokus pada peningkatan nutrisi, MBG juga membawa semangat keberlanjutan lewat penggunaan wadah makan berbahan stainless steel yang bisa dipakai berulang kali. Langkah ini dianggap ramah lingkungan sekaligus mengurangi limbah plastik sekali pakai.

Di berbagai daerah, wadah stainless steel MBG mulai menggantikan kotak plastik. Ide dasarnya sederhana, wadah logam bisa dicuci, disterilkan, dan digunakan kembali tanpa menimbulkan limbah baru.

Namun, di balik upaya baik ini, muncul pertanyaan penting, apakah semua stainless steel aman untuk makanan? Ternyata, tidak semua jenisnya memiliki standar yang sama, dan di sinilah isu kualitas mulai disorot publik.

Penggunaan stainless steel dalam dunia kuliner bukan hal baru. Logam ini populer karena tahan karat, kuat, dan mudah dibersihkan. Tapi faktanya, ada banyak tipe stainless steel di pasaran dengan kadar campuran logam berbeda-beda.

Jika tidak diperhatikan, wadah makan bisa saja dibuat dari material yang tidak sepenuhnya aman untuk kontak langsung dengan makanan, apalagi jika digunakan berulang kali dalam jangka panjang.

Secara umum, stainless steel dibedakan berdasarkan kandungan kromium dan nikel di dalamnya. Dua jenis yang paling banyak digunakan untuk kebutuhan dapur adalah grade 304 dan grade 316.

Grade 304 dikenal sebagai tipe `food grade`, karena tahan karat tinggi dan tidak mudah bereaksi dengan makanan atau cairan asam.

Sedangkan grade 316 memiliki tambahan molibdenum, membuatnya lebih tahan terhadap korosi akibat garam atau bahan kimia. Karena itu, tipe ini sering digunakan di industri farmasi atau lingkungan laut.

Namun, di sisi lain, ada juga tipe stainless steel 201 atau 202 yang kerap dijual dengan harga lebih murah. Tipe ini memang tampak mirip dengan 304, tetapi kandungan nikelnya lebih rendah dan digantikan oleh mangan.

Secara visual hampir tak bisa dibedakan, tapi dalam jangka panjang bahan ini lebih mudah berkarat, terutama jika sering bersentuhan dengan makanan panas, minyak, atau cairan asam seperti saus dan sambal.

Jika digunakan sebagai wadah makan, apalagi untuk anak-anak, risiko pelepasan logam berat seperti mangan dan nikel ke makanan bisa meningkat.

Beberapa laporan di lapangan bahkan sempat menemukan wadah MBG yang menggunakan stainless steel non-food grade. Kasus ini kemudian ramai dibahas karena menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan materialnya.

Untuk itu, penting mengenali perbedaan sederhana antarjenis stainless steel. Salah satu cara mudahnya, wadah dengan grade 304 biasanya tidak mudah menempel magnet dan memiliki permukaan lebih halus.

Sementara itu, tipe 201 lebih ringan, kadang bisa ditarik magnet, dan dalam jangka waktu lama akan menimbulkan noda karat jika tidak dikeringkan dengan baik. Masyarakat sebaiknya tidak tergoda membeli wadah murah tanpa label spesifikasi yang jelas, apalagi untuk penggunaan makanan harian.

KEYWORD :

stainless steel MBG program makan bergizi gratis stainless steel food grade




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :