Sabtu, 01/11/2025 19:41 WIB

Mengenal Tipe Autisme dan Cara Mencegahnya





Autisme merupakan spektrum luas yang mencakup berbagai tingkat kemampuan dan tantangan.

Beberapa jenis tipe orang autis dan cara pencegahannya sejak dini (Foto: lumawellnesscenter)

Jakarta, Jurnas.com - Setiap tanggal 1 November, dunia memperingati Hari Berbicara bagi Orang Autis (Autistics Speaking Day), sebuah inisiatif global yang bertujuan memberikan ruang bagi individu autistik untuk menyuarakan pengalaman mereka sendiri.

Peringatan ini mendorong masyarakat agar lebih memahami autisme dari perspektif penyandangnya, bukan hanya dari pandangan medis atau pengamat luar.

Dilansir dari beberapa sumber, Autisme sendiri merupakan spektrum luas yang mencakup berbagai tingkat kemampuan dan tantangan. Salah satu tipe yang paling dikenal adalah Autistic Disorder (klasik), di mana individu mengalami kesulitan signifikan dalam komunikasi, interaksi sosial, serta menunjukkan perilaku berulang.

Ada pula Asperger Syndrome, tipe autisme dengan tingkat intelektual normal atau tinggi, tetapi disertai hambatan dalam memahami bahasa tubuh dan interaksi sosial.

Selain itu, terdapat Pervasive Developmental Disorder-Not Otherwise Specified (PDD-NOS), yang mencakup individu dengan ciri-ciri autisme yang tidak sepenuhnya masuk dalam kategori klasik. Mereka mungkin memiliki gejala ringan, seperti kesulitan menjalin hubungan sosial atau pola perilaku yang kaku.

Jenis yang lebih jarang adalah Childhood Disintegrative Disorder (CDD), di mana anak mengalami perkembangan normal pada awal kehidupannya, namun kemudian kehilangan kemampuan yang telah diperoleh, seperti berbicara, berinteraksi, atau mengendalikan emosi.

Autisme bukanlah penyakit yang memerlukan penyembuhan, melainkan cara unik seseorang dalam memandang dan berinteraksi dengan dunia. Dengan dukungan dan pemahaman yang tepat, individu autistik dapat hidup mandiri, produktif, dan memberikan kontribusi besar bagi masyarakat.

Cara Mencegah dan Mendukung Anak dengan Autisme

Hingga kini belum ada cara pasti untuk mencegah autisme, namun ada langkah-langkah yang bisa membantu mengurangi risikonya serta mendeteksi lebih dini:

1.Perhatikan kesehatan ibu selama kehamilan.

Hindari paparan obat-obatan berisiko, alkohol, atau rokok, serta pastikan kebutuhan nutrisi terpenuhi, terutama asam folat.

2. Lakukan pemeriksaan prenatal secara rutin.

Deteksi dini terhadap gangguan perkembangan janin dapat membantu mencegah komplikasi yang memengaruhi otak bayi.

3. Pantau tumbuh kembang anak sejak dini.

Jika anak menunjukkan keterlambatan bicara, kontak mata yang minim, atau perilaku berulang, segera konsultasikan ke dokter atau psikolog anak.

4. Berikan stimulasi sosial dan emosional sejak bayi.

Ajak anak berinteraksi, bermain, dan berkomunikasi sesering mungkin agar keterampilan sosialnya berkembang optimal.

5. Dukung anak dengan terapi yang sesuai.

Terapi wicara, okupasi, dan perilaku terbukti membantu anak autistik belajar mengelola emosi dan beradaptasi dengan lingkungan.

Autisme bukanlah batasan, melainkan perbedaan dalam cara seseorang memandang dan memahami dunia. Dengan deteksi dini, dukungan keluarga, dan penerimaan masyarakat, individu autistik dapat tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan berdaya.

KEYWORD :

Tipe Autisme Asperger Syndrome Pervasive Developmental Childhood Disintegrative Disorder




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :