 
                                             Ilustrasi seorang mukmin sedang berdoa (Foto: Pexels/Thridman)
Jakarta, Jurnas.com - Dalam Islam, perbedaan antara seorang mukmin (orang yang beriman) dan munafik (orang yang berpura-pura beriman) sangat jelas. Mukmin memiliki hati yang tulus, berpegang teguh pada kebenaran, dan konsisten dalam amal saleh.
Sementara munafik hanya menampakkan keimanan di luar, namun menyembunyikan kekufuran atau kebencian terhadap kebenaran di dalam hatinya. Allah SWT menggambarkan perumpamaan keduanya dalam Al-Qur’an, salah satunya dalam QS. Al-Baqarah: 17:
“Perumpamaan mereka (orang munafik) seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya, Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.”
Orang Paling Cerdas Menurut Riwayat Islam
DIkutip dari Terasmuslim, ayat ini menunjukkan bahwa orang munafik seolah memiliki cahaya iman di awal, tetapi kehilangan cahaya tersebut karena ketidakikhlasan dan kebohongan hatinya.
Utang Itu Darurat, Jangan Remehkan!
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari disebutkan beberapa tanda orang yang termasuk golongan munafik. Dalah hadis itu Rasulullah saw bersabda:
آيَة الْمُنَافِق ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اُؤْتُمِنَ خَانَ
“Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu (1) ketika berbicara ia dusta, (2) ketika berjanji ia mengingkari, dan (3) ketika ia diberi amanat ia berkhianat).
Sementara seorang mukmin digambarkan Allah sebagai pohon yang kokoh dan bermanfaat:
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya.”
 (QS. Ibrahim: 24–25)
Rasulullah SAW juga menggambarkan perbedaan keduanya dalam sebuah hadis:
“Perumpamaan orang mukmin adalah seperti pohon kurma, tidak gugur daunnya dan terus berbuah. Sedangkan perumpamaan orang munafik adalah seperti pohon cemara, yang daunnya rontok ketika angin datang.”
 (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa seorang mukmin selalu memberi manfaat di setiap keadaan sabar saat diuji, bersyukur saat diberi nikmat. Adapun munafik, keimanannya rapuh; mudah goyah ketika diuji, dan kehilangan arah ketika godaan datang.
Ulama menegaskan bahwa kemunafikan adalah penyakit hati yang berbahaya karena sulit disadari. Oleh sebab itu, seorang mukmin sejati selalu berusaha menjaga keikhlasan, memperkuat iman, dan menjauhi sifat dusta, ingkar janji, serta khianat tiga ciri utama orang munafik sebagaimana dijelaskan dalam hadis sahih.
Jika kita merasakan ada ketidaksesuaian antara ucapan dan perbuatan, maka kita harus secepatnya berintropeksi diri atau menilai diri sendiri. Jangan-jangan ada bibit kemunafikan dalam diri kita.
Sebab, munafik dalam Islam dikategorikan sebagai amal atau perbuatan buruk. Dan perbuatan buruk akan dibalas dengan keburukan pula. Begitu juga sifat munafik akan mendapatkan balasan atau ancaman dari Allah swt sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 145:
اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ فِى الدَّرْكِ الْاَسْفَلِ مِنَ النَّارِۚ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيْرًاۙ
"Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka."
KEYWORD :Info Keislaman Orang Mukmin Orang Munafik Perbedaan Mukmin dan Munafik




 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                






















 
   