Ilustrasi seorang perempuan sedang tertawa yang baik untuk kesehatan (Foto: Pexels/Andrea Piacquadio)
Jakarta, Jurnas.com - Tertawa sering disebut sebagai obat terbaik, tapi benarkah bisa membuat umur panjang? Banyak orang menganggap ungkapan itu hanya kiasan, padahal sejumlah penelitian medis justru mendukungnya.
Tawa ternyata bukan sekadar ekspresi kebahagiaan. Saat tertawa, tubuh melepaskan hormon endorfin yang menurunkan kadar stres dan meningkatkan sistem imun. Tak heran jika orang yang sering tertawa cenderung lebih sehat secara fisik dan mental.
Sebuah studi dari University of Maryland menunjukkan bahwa orang yang humoris memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung. Hal ini terjadi karena tawa meningkatkan sirkulasi darah dan menurunkan tekanan darah.
Selain itu, tertawa juga membantu melatih otot wajah dan paru-paru, membuat tubuh terasa lebih segar. Efek psikologisnya pun tak kalah penting. Tertawa membuat otak fokus pada hal positif dan melepaskan ketegangan mental.
Bahkan dalam terapi psikologi, tertawa sering dijadikan alat bantu untuk meredakan trauma dan kecemasan.
Namun, tentu saja, tertawa tidak otomatis menambah umur secara langsung. Yang membuat seseorang lebih panjang umur adalah gaya hidup positif yang sering menyertai kebiasaan tertawa, yaitu hati yang ringan, stres rendah, dan hubungan sosial yang hangat.
Menariknya, manusia bisa melatih diri untuk tertawa lebih sering. Misalnya dengan menonton komedi ringan, berinteraksi dengan teman yang humoris, atau sekadar tersenyum pada hal-hal kecil yang lucu.
Jadi, meski tidak ada rumus pasti berapa lama hidup bisa bertambah karena tertawa, satu hal jelas, hidup terasa lebih panjang dan bermakna ketika kita bisa menikmatinya dengan senyum.
KEYWORD :efek tertawa bagi tubuh hubungan tertawa dan umur panjang manfaat tertawa bagi kesehatan






















