Kamis, 30/10/2025 21:38 WIB

Sering Ngantuk di Siang Hari? Bisa Jadi Tanda Idiopathic Hypersomnia





Sebuah studi terbaru mengungkap realitas hidup dengan idiopathic hypersomnia, kondisi langka yang membuat penderitanya merasa mengantuk berlebihan di siang hari

Ilustrasi - Seseorang sedang ngantuk di siang hari (Foto: Doknet)

Jakarta, Jurnas.com - Sebuah studi internasional terbaru mengungkap realitas hidup dengan idiopathic hypersomnia, kondisi langka yang membuat penderitanya merasa mengantuk berlebihan di siang hari, meski sebelumnya sudah tidur lama pada malam harinya. 

Penelitian yang melibatkan 123 partisipan dari berbagai negara ini menganalisis 346 unggahan daring yang dibuat antara tahun 2012 hingga 2022. Data yang dikumpulkan selama satu dekade itu menunjukkan pola konsisten, terus merasa ngantuk, meski tidur lebih lama atau tidur yang cukup.

Rasa Kantuk Berlebihan di Siang Hari

Para partisipan menggambarkan tidur yang panjang tapi tidak menyegarkan, kesulitan ekstrem untuk bangun, penurunan fungsi kognitif, hingga microsleep, episode tidur singkat tak disengaja yang berlangsung beberapa detik hingga menit.

Kondisi ini dapat berdampak pada pekerjaan, hubungan sosial, keselamatan, dan kesehatan secara keseluruhan. Salah satu partisipan menulis, “Berapa pun lama saya tidur, saya tak pernah merasa benar-benar terjaga,” tulis salah satu partisipan dalam studi tersebut.

Apa Itu Idiopathic Hypersomnia?

Idiopathic hypersomnia adalah gangguan yang menyebabkan rasa kantuk berlebihan di siang hari, bahkan setelah tidur panjang dan berkualitas. Kondisi ini biasanya muncul pada remaja atau dewasa muda, tergolong langka, dan berbeda dari narkolepsi karena tidak disertai serangan tidur tiba-tiba.

Klasifikasi terbaru menempatkannya dalam kelompok gangguan dengan kantuk patologis, serta memperjelas kriteria diagnosis agar tidak tertukar dengan sindrom serupa.

Dampak Idiopathic Hypersomnia pada Kehidupan Sehari-hari

Peneliti menemukan bahwa banyak penderita mengalami sleep inertia, yaitu masa antara bangun tidur dan merasa benar-benar sadar yang bisa berlangsung berjam-jam. Kondisi ini membuat rutinitas pagi menjadi tantangan besar.

Masalah kognitif juga sering muncul, seperti kesulitan mengingat, lambat berpikir, dan sulit menemukan kata. Beberapa partisipan bahkan melaporkan tertidur sejenak saat bekerja atau berkendara.

Penelitian ini menekankan pentingnya mendengar pengalaman nyata pasien, bukan hanya data klinis. Seperti yang disampaikan Dr. Tiffany Farchione dari FDA, pasien adalah “ahli dalam pengalaman hidup penyakitnya.”

Unggahan yang dianalisis juga mengungkap stigma sosial: banyak penderita disalahpahami sebagai malas atau kurang tidur, padahal mereka justru hidup dalam lingkaran kantuk yang tidak bisa dikendalikan.

Pilihan Pengobatan untuk Penderita Idiopathic Hypersomnia

Di Amerika Serikat, satu-satunya obat yang disetujui FDA untuk idiopathic hypersomnia pada orang dewasa adalah Xywav (oksibat malam hari). Dokter juga menggunakan stimulan dan obat peningkat kewaspadaan, meski efeknya bervariasi dan dapat menimbulkan efek samping.

Banyak partisipan melaporkan perbaikan sebagian, tapi juga menghadapi akses terbatas dan efek samping yang mengganggu.

Hasil studi ini mendorong klinisi untuk menanyakan gejala secara lebih spesifik, seperti berapa lama sleep inertia berlangsung, seberapa sering microsleep terjadi, dan aktivitas apa yang paling terganggu.

Pendekatan yang lebih berpusat pada pasien dapat mempercepat diagnosis dan memperbaiki kualitas hidup. Selain pengobatan, dukungan praktis seperti jadwal kerja fleksibel, waktu tidur siang, dan transportasi aman dapat membantu penderita mengelola risiko harian. (*)

Penelitian ini dipublikasikan di jurnal PLOS One. Sumber: Earth

 
KEYWORD :

Ngantuk di Siang Hari Sering merasa ngantuk Idiopathic Hypersomnia Gangguan tidur




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :