Kamis, 30/10/2025 08:48 WIB

AICIS+ 2025 Wadahi Belasan Ilmuwan Internasional Bahas Ecoteologi





Kemenag resmi membuka Annual International Conference on Islam, Science and Society (AICIS+) 2025, yang berlangsung di Universitas Islam Internasional Indonesia

Pembukaan AICIS+ 2025 di Kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII)

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam resmi membuka Annual International Conference on Islam, Science and Society (AICIS+) 2025, yang berlangsung di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), pada Rabu (27/10).

AICIS+ 2025 merupakan sebuah forum akademik berskala internasional yang mempertemukan para pemikir lintas disiplin, untuk membahas masa depan Islam dan peradaban global di tengah disrupsi teknologi dan krisis ekologi.

Konferensi ini berlangsung pada 29–31 Oktober 2025 di Kampus UIII, Depok, dengan menghadirkan 12 pembicara internasional dari 8 negara, meliputi Malaysia, Australia, Indonesia, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Inggris, Singapura, dan Prancis.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Prof. Dr. Amien Suyitno, mengatakan bahwa AICIS+ 2025 menjadi momentum strategis untuk meneguhkan peran Islam dalam sains dan kemanusiaan.

"Kementerian Agama berkomitmen menjadikan AICIS+ bukan sekadar forum ilmiah, tetapi wadah pertemuan gagasan antara tradisi keilmuan Islam dan inovasi global. Inilah wajah Islam Indonesia yang moderat, terbuka, dan solutif," kata Dirjen Amin.

Senada dengan itu, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Prof. Dr. Phil. Sahiron memandang bahwa AICIS+ 2025 memperluas horizon berpikir para akademisi tanah air.

"Ini adalah ruang di mana para ilmuwan muslim dan non-muslim berdialog secara setara untuk membangun dunia yang berkeadilan, berkelanjutan, dan beradab," ujar dia.

Rektor UIII Prof. Dr. Jamhari menyampaikan bahwa AICIS+ 2025 menjadi tonggak baru dalam perkembangan studi Islam global.

"Kehadiran para pembicara dan akademisi ini merepresentasikan komitmen AICIS+ 2025 untuk menyajikan analisis komparatif yang komprehensif tentang perkembangan pemikiran Islam di berbagai belahan dunia," kata Prof. Dr. Jamhari.

Dua pembicara kunci (keynote speakers) AICIS+ 2025 ialah Prof. Farish A. Noor (Malaysia–UIII), sejarawan dan ilmuwan politik terkemuka spesialis kajian Asia Tenggara, serta Prof. Shahram Akbarzadeh, Guru Besar Politik Timur Tengah dan Asia Tengah di Deakin University, Australia.

Konferensi ini juga menghadirkan dua sesi pleno utama. Sesi pertama bertajuk `Perspektif Dekolonial: Hukum Islam dan Ekoteologi untuk Pembangunan Perdamaian dan Keberlanjutan Lingkungan”, dengan pembicara antara lain Prof. Eka Srimulyani (UIN Ar-Raniry, Indonesia), Dr. Muhammad Ahmad Ibrahim Al-Jahsh (Al-Qasimiya University, UEA), Aria Nakissa, Ph.D. (UIII–AS), dan Prof. Ayman Shihadeh (SOAS University of London, Inggris).

Sebagai bagian dari semangat kolaborasi antara ilmu dan masyarakat, AICIS+ 2025 juga menghadirkan Science and Education Expo serta Halal and International Culinary Expo di Plaza Tiga Pilar, Kampus UIII Depok pada 29–30 Oktober 2025.

Acara ini menampilkan pameran sains dan pendidikan, produk halal dan kuliner internasional, talkshow, bedah buku, hingga penampilan seni madrasah. Kegiatan diawali dengan penanaman pohon sebagai simbol komitmen terhadap keberlanjutan.

Beberapa agenda unggulan antara lain bedah buku `Gender Equality Argument: A Quranic Perspectivez` karya Prof. Dr. Nasaruddin Umar, dan `Elections in Southeast Asia: Prospects for Freedom, Civil Society, and Protection of Human Rights` karya Prof. Farish A. Noor.

KEYWORD :

AICIS+ 2025 Pertemuan Ilmuwan Kampus UIII Depok




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :