Rabu, 29/10/2025 21:04 WIB

Tertarik Memulai Urban Farming? Ini Estimasi Modalnya





Urban farming atau pertanian perkotaan kini jadi tren di tengah padatnya kehidupan kota. Hobi ini kian massif pasca pandemi Covid-19.

Sayuran hasil dari urban farming. (Foto: Humas Kementan)

Jakarta, Jurnas.com - Urban farming atau pertanian perkotaan kini jadi tren di tengah padatnya kehidupan kota. Hobi ini kian massif pasca pandemi Covid-19.

Tak perlu lahan luas, cukup halaman rumah atau atap gedung bisa disulap jadi kebun produktif. Selain menyenangkan, kegiatan ini juga menyehatkan dan bernilai ekonomi.

Namun sebelum memulai, banyak yang ragu karena bingung soal modal. Padahal, urban farming bisa dimulai dengan biaya relatif terjangkau tergantung skala dan jenis tanaman yang dipilih.

Untuk pemula, modal awal berkisar Rp300 ribu hingga Rp1 juta sudah cukup. Dana tersebut bisa dialokasikan untuk pot, media tanam, bibit, dan pupuk organik.

Jika ingin sistem hidroponik, biayanya memang lebih tinggi, sekitar Rp1,5–3 juta. Keuntungan lain, alat dan wadah tanam bisa digunakan berulang kali.

Tanaman yang cocok untuk pemula antara lain kangkung, sawi, cabai, atau tomat. Perawatannya mudah dan masa panennya relatif cepat.

Selain itu, kamu bisa menggunakan wadah bekas seperti botol air mineral atau ember rusak untuk menekan biaya.

Jika tertarik menjadikan hobi ini sebagai usaha kecil, pertimbangkan menjual hasil panen ke tetangga atau lewat media sosial. Banyak orang kota kini mencari sayuran segar organik. Dengan perawatan konsisten, hasilnya bisa menambah penghasilan bulanan.

Tak hanya soal keuntungan, urban farming juga memberi manfaat mental. Melihat tanaman tumbuh setiap hari memberikan rasa tenang dan kepuasan tersendiri.

Jadi, mulai saja dari skala kecil. Dari halaman kecil pun, kamu bisa menanam kebaikan sekaligus ketenangan.

KEYWORD :

Urban Farming Bercocok Tanam Modal Bertani Pemula




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :