Ilustrasi toxic relationship (Foto: Eric Ward/Unsplash)
Jakarta, Jurnas.com - Istilah toxic kini kerapkali digunakan untuk menggambarkan pribadi yang membawa pengaruh buruk bagi orang lain. Fenomena ini disebut-sebut banyak muncul di media sosial, namun juga kerap dijumpai dalam pergaulan sehari-hari.
Orang toxic biasanya sulit merasa bahagia dan cenderung melihat sisi negatif dari segala hal. Mereka hidup dalam ketidakpuasan, mudah mengeluh, hingga kerap membuat lingkungan di sekitarnya menjadi tidak nyaman.
Lantas, apa saja ciri-ciri orang yang memiliki kepribadian toxic? Dihimpun dari berbagai sumber, salah satu cirinya ialah memiliki kebiasaan mengkritik tanpa empati, tetapi menolak dikritik balik. Mereka menganggap diri paling benar, sementara orang lain selalu salah.
Selain itu, orang toxic juga sulit memberi apresiasi pada keberhasilan orang lain. Setiap prestasi orang di sekitarnya justru dianggap ancaman, bukan motivasi.
Empati bukan bagian dari kepribadian mereka. Saat orang lain sedang terpuruk, mereka malah membandingkan penderitaan dan menjadikan diri sendiri sebagai korban utama.
Sikap manipulatif juga sering muncul dalam bentuk pengendalian halus. Mereka bisa membuat seseorang merasa bersalah agar menuruti keinginannya, bahkan tidak segan memutarbalikkan fakta untuk menjaga citra diri.
Ketika suasana hati sedang buruk, energi negatif yang mereka pancarkan pun menular. Pertemuan yang seharusnya menyenangkan berubah canggung dan tegang hanya karena kehadirannya.
Kesalahan pun jarang diakui. Mereka lebih memilih menyalahkan keadaan atau orang lain, bahkan menampilkan diri seolah korban untuk menghindari tanggung jawab.
Dalam beberapa kasus, perilaku ini berkembang menjadi apa yang disebut “Thanos Syndrome,” yakni keyakinan bahwa hanya dirinya yang paling benar dan paling dibutuhkan. Sikap ini membuat mereka sulit bekerja sama dan rentan memicu konflik.
Kehadiran satu orang toxic saja bisa memengaruhi suasana kelompok secara keseluruhan. Lingkungan yang semula produktif dapat berubah menjadi penuh tekanan dan saling curiga.
Karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda ini sejak awal. Semakin cepat disadari, semakin besar peluang untuk melindungi diri dari pengaruh buruknya.
lantas, bagaimana cara menghadapi orang yangmemilki kepribadian toxic? Menghadapi orang toxic tak perlu dengan konfrontasi emosional. Cukup bersikap tegas, menjaga batas, dan menolak terlibat dalam drama yang mereka ciptakan.
Jika situasi tak membaik, menjaga jarak adalah pilihan paling sehat. Tidak semua hubungan harus dipertahankan, terutama jika hanya menambah stres dan menguras energi mental. (*)
KEYWORD :Ciri Toxic Cara menghadapi orang toxic Perilaku toxic
