Rabu, 29/10/2025 01:27 WIB

Bagaimana Sains Menjelaskan Kisah Ashabul Kahfi?





Bagaimana sains menjelaskan Ashabul Kahfi, kisah sekelompok pemuda yang tertidur selama selama 309 tahun di dalam gua?

Ilustrasi - Gua yang menjadi tempat bagi para pemuda Ashabul Kahfi (Foto: alazhar)

Jakarta, Jurnas.com - Ashabul Kahfi merupakan kisah sekelompok pemuda yang tertidur selama selama 309 tahun di dalam gua. Kisah tersebut tercantum di Al-Qur`an dalam surah Al-Kahfi sesuai dengan nama kelompok pemuda tersebut. Bagaimana sains menjelaskan peristiwa ini?

Kisah Ashabul Kahfi dalam Al-Qur’an telah memikat perhatian manusia selama berabad-abad. Sekelompok pemuda yang tertidur selama ratusan tahun di dalam gua itu juga membuka ruang tafsir bagi sains modern untuk mencari penjelasan rasional di baliknya.

Adapun salah satu ayat yang cukup detail menyinggung kisah tersebut ialah terdapat dalam surat Al Kahfi Ayat 18.

وَتَحْسَبُهُمْ اَيْقَاظًا وَّهُمْ رُقُوْدٌۖ وَّنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِيْنِ وَذَاتَ الشِّمَالِۖ وَكَلْبُهُمْ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيْدِۗ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَّلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا ۝١

"Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; Dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka," tulis terjemahan surat Al Kahfi Ayat 18.

Dalam sebuah penelitian berjudul “Kajian Integrasi Al-Qur’an dan Sains atas Tidurnya Ashhabul Kahfi dalam Q.S. Al-Kahfi Perspektif Fakhruddin Al-Razi,” Rifqatul Husna, Faridatul Hasanah, dan Salih Abdulrahman Alsounusi berupaya menghubungkan penafsiran klasik dengan temuan ilmiah modern. Kajian ini menggunakan tafsir monumental Mafatih al-Ghayb karya Fakhruddin Al-Razi sebagai sumber utama.

Menurut penelitian ini, Fakhruddin Al-Razi, yang dikenal sebagai Hujjatul Islam dan salah satu pemikir ensiklopedis terbesar setelah Imam Al-Ghazali, menafsirkan kisah Ashabul Kahfi dengan pendekatan yang melibatkan sains dan rasionalitas. 

Dalam ayat sebelumnya, pada ayat ke-17 Surat Al-Khf, menurut penelitian itu, Al-Razi menafsirkan bahwa posisi tubuh Ashabul Kahfi berperan penting menjaga stabilitas fisik mereka selama tertidur ratusan tahun. Ia mengemukakan dua kemungkinan: pertama, gua itu menghadap ke arah tertentu sehingga cahaya matahari hanya masuk dari sisi kanan dan kiri; kedua, Allah secara khusus mengatur agar cahaya tidak langsung menyentuh tubuh mereka.

Kedua tafsir ini, jika dilihat dari kacamata sains, menjelaskan faktor termoregulasi, yakni suhu stabil yang menjaga tubuh agar tidak membusuk. Suhu rendah dan sirkulasi udara terbatas dapat memperlambat aktivitas enzim dan bakteri pembusuk, membuat tubuh bertahan lebih lama dalam kondisi utuh. Kondisi ini juga dapat dikaitkan dengan konsep suspended animation, yaitu keadaan di mana metabolisme tubuh diturunkan hingga hampir berhenti total.

Al-Razi juga menyoroti ayat ke-18, di mana Allah membolak-balikkan tubuh para pemuda itu ke kanan dan ke kiri. Disebutkan, dia menafsirkan peristiwa itu bukan hanya simbolik, tetapi juga biologis. Dalam pandangan medis modern, pergerakan tubuh semacam itu mencegah terbentuknya luka tekan (pressure sores) akibat tekanan statis pada jaringan kulit, sebagaimana yang terjadi pada pasien yang lama berbaring.

Dalam dunia medis, manusia yang berbaring lama biasanya akan mengalami risiko luka tekan akibat sirkulasi darah yang terhambat. Pasien di rumah sakit yang tak mampu bergerak biasanya harus dibalik secara berkala untuk mencegah kerusakan jaringan kulit. 

Tanpa pergerakan tersebut, tubuh manusia akan mengalami luka serius dan gagal mempertahankan jaringan hidup. Namun, Al-Qur’an menyebut bahwa Allah menjaga para pemuda itu dengan cara mengatur posisi tubuh mereka secara berkala. Dari perspektif sains, ini dapat dipahami sebagai intervensi biologis yang menjaga metabolisme dan peredaran darah tetap stabil selama masa tidur ekstrem.

Dalam dunia biologi, kondisi itu hampir serupa dengan fenomena hibernasi ekstrem. Dalam hibernasi, makhluk hidup menurunkan suhu tubuh, memperlambat denyut jantung, dan menghemat energi hingga hampir seluruh fungsi biologis berhenti. Proses serupa memungkinkan organisme bertahan dalam waktu lama tanpa makan, minum, atau bergerak, sebagaimana yang dialami oleh Ashabul Kahfi di dalam gua.

Penemuan gua di daerah Ar-Raheib, Yordania, pada tahun 1963 oleh arkeolog Rafiq Wafa Ad-Dujani, semakin memperkuat daya tarik ilmiah kisah ini. Di dalam gua ditemukan delapan kubur dan sisa rahang anjing di pintu masuk, sesuai dengan narasi Al-Qur’an. Temuan itu tak hanya bernilai arkeologis, tapi juga memicu diskusi baru tentang kemungkinan ilmiah di balik kisah tersebut. (*)

Wallahu`alam

 
KEYWORD :

Info Keislaman Ashabul Kahfi Pemuda Tidur di Gua Tafsir Sains




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :