Selasa, 28/10/2025 15:06 WIB

Ini Asal-usul Peringatan Hari Sumpah Pemuda





97 tahun setelah ikrar itu diucapkan, semangat Sumpah Pemuda tetap relevan di tengah tantangan zaman modern.

Ini sejarah Hari Sumpah Pemuda (Foto: disbudbulelengkab)

Jakarta, Jurnas.com - Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda, sebuah momentum bersejarah yang menandai lahirnya semangat persatuan dan kesatuan di antara pemuda-pemudi Nusantara.

Peringatan ini bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan simbol tekad bersama untuk membangun bangsa di atas landasan kebersamaan dan nasionalisme yang kokoh.

Cikal bakal peringatan ini berawal dari Kongres Pemuda I yang diadakan pada 30 April hingga 2 Mei 1926 di Jakarta (saat itu Batavia). Kongres ini dihadiri oleh berbagai organisasi kepemudaan seperti Jong Java, Jong Sumatra, Jong Ambon, dan Jong Celebes.

Tujuan utamanya adalah memperkuat rasa persaudaraan antar pemuda dari berbagai daerah dan membicarakan upaya menuju kemerdekaan Indonesia. Meskipun belum menghasilkan keputusan konkret, kongres pertama ini menjadi fondasi bagi pertemuan berikutnya yang lebih bersejarah.

Dua tahun kemudian, tepatnya pada 27–28 Oktober 1928, para pemuda kembali mengadakan Kongres Pemuda II di Jakarta. Kongres ini dipelopori oleh organisasi perhimpunan pemuda yang mewakili berbagai daerah, dengan dukungan tokoh-tokoh seperti Soegondo Djojopoespito, Muhammad Yamin, Amir Sjarifuddin, dan Djoko Marsaid.

Dalam kongres tersebut, para pemuda bersepakat untuk menghapus sekat kedaerahan dan menegaskan satu identitas bersama: Indonesia.

Puncak dari pertemuan itu terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928, ketika dibacakan ikrar yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda, berbunyi:

Pertama: Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Pembacaan sumpah tersebut dilakukan di Jalan Kramat Raya 106, Jakarta, kini dikenal sebagai Museum Sumpah Pemuda. Lagu “Indonesia Raya” karya Wage Rudolf Supratman juga untuk pertama kalinya diperdengarkan secara instrumental pada kongres tersebut, menjadi penanda lahirnya semangat nasional yang kemudian terus bergema hingga proklamasi kemerdekaan.

Melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959, pemerintah menetapkan 28 Oktober sebagai Hari Sumpah Pemuda, yang diperingati setiap tahun sebagai hari nasional (namun bukan hari libur).

Peringatan ini menjadi pengingat bahwa kemerdekaan tidak lahir dari perjuangan individu atau daerah, melainkan dari kesatuan tekad seluruh anak bangsa.

KEYWORD :

Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober Libur Nasional Sejarah Indonesia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :