Ilustrasi - Hari akhir atau hari kiamat (Foto: Suara Muhammadiyah)
Jakarta, Jurnas.com - Keimanan kepada hari akhir atau hari kiamat (ma`ad) menjadi salah satu fondasi utama dalam ajaran Islam. Iman ini tidak sekadar keyakinan terhadap datangnya kiamat, tetapi juga kesadaran mendalam bahwa setiap perbuatan manusia akan dimintai pertanggungjawaban.
Secara sederhana, keimanan dapat diartikan sebagai kepercayaan terhadap hal-hal tertentu di dalam ajaran agama. Sedangankan hari kiamat atau ma`ad ialah hari berakhirnya seluruh kehidupan manusia dan seluruh makhluk ciptaan Allah SWT di dunia.
Beriman kepada hari kiamat berarti meyakini seluruh tahapan kehidupan setelah dunia berakhir, mulai dari kebangkitan di alam kubur, pengumpulan di Padang Mahsyar, perhitungan amal (hisab), penimbangan amal (mizan), hingga surga dan neraka.
Dalam ajaran Islam, beriman kepada hari kiamat merupakan salah satu dari rukun (pilar) iman yang wajib diyakini oleh kebanyakan atau setiap umat Muslim. Keimanan ini mengingatkan bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara, sedangkan kehidupan abadi akan dimulai setelah kematian.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hajj: 7: “Dan sesungguhnya hari kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya, dan sesungguhnya Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur.”
Rasulullah SAW pun kerap mengingatkan umatnya untuk selalu mengingat hari kiamat agar tidak terlena oleh kehidupan dunia. Dalam hadits sahih riwayat Tirmidzi, beliau bersabda: “Orang yang cerdas adalah orang yang menghisab dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati.”
Hadits ini mengandung pesan mendalam bahwa kesadaran akan hari kiamat seharusnya mendorong setiap mukmin untuk selalu mengintropeksi diri, menjauhi perbuatan dosa, hingga memperbanyak amal saleh.
Dalam QS. Az-Zalzalah: 7–8, Allah berfirman: “Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasannya), dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasannya).”
Ayat ini menggambarkan kesempurnaan keadilan Allah SWT, mengambarkan bahwa tidak ada satu pun amal, sekecil apa pun, yang luput dari perhitungan-Nya.
Keimanan akan adanya hari kiamat diyakini bukan sekadar doktrin keagamaan, melainkan pendorong moral dan spiritual bagi umat Islam. Seseorang yang benar-benar beriman kepada hari akhir akan hidup dengan penuh tanggung jawab, jujur, dan berhati-hati dalam setiap tindakan.
Kesadaran ini menumbuhkan keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat, menjadikan manusia tidak mudah terjebak dalam keserakahan, serta selalu berusaha berbuat kebaikan meski tak terlihat oleh manusia. (*)
Info Keislaman Iman pada hari akhir Rukun iman Hari kiamat



















