Orang-orang berunjuk rasa menentang Israel dan bersolidaritas dengan anak-anak Palestina di Gaza, di Potsdamer Platz, Berlin, Jerman, 3 Agustus 2025. REUTERS
Jakarta, Jurnas.com - Belakangan ini, wacana tentang kemerdekaan penuh Palestina kembali mencuat. Namun, di balik harapan itu, masih muncul anggapan bahwa jika Palestina merdeka, maka hari kiamat akan segera tiba.
Anggapan itu tak jarang menyebar melalui media sosial hingga ceramah-ceramah keagamaan, terutama dikaitkan dengan beberapa hadis tentang akhir zaman dan kekhilafahan di Baitul Maqdis. Hal ini memicu kekhawatiran, seolah-olah kemerdekaan Palestina awal dari kehancuran dunia.
Namun, benarkah kemerdekaan Palestina adalah tanda kiamat sudah dekat? Salah satu hadis yang kerap dijadikan dasar klaim bahwa jika Palestina medeka, maka hari kiamat akan segera tiba berbunyi sebagai berikut:
Amalan yang Memberatkan Timbangan di Hari Kiamat
“Jika kamu melihat kekhilafahan telah berada di tanah suci (Baitul Maqdis), maka saat itu gempa, kesedihan, dan peristiwa-peristiwa besar sudah dekat. Dan kiamat lebih dekat dari tangan ini ke kepalamu.” (HR. Abu Dawud)
Dikutip dari laman Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, menurut penelitian ulama hadis seperti Syuaib al-Arnaout dan al-Khithabi, hadis ini mengandung perawi yang tidak jelas kredibilitasnya. Bahkan dijelaskan bahwa konteks hadis tersebut merujuk pada masa kekuasaan Bani Umayyah, bukan pada masa menjelang kiamat.
Anggapan bahwa kemerdekaan Palestina akan langsung memicu kiamat nampaknya merupakan kesimpulan prematur. Dalam akidah Islam, waktu terjadinya kiamat merupakan rahasia Allah SWT semata, sebagaimana ditegaskan dalam beberapa ayat Al-Qur’an, termasuk QS. Al-A’raf ayat 187:
“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat: ‘Kapankah terjadinya?’ Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu hanya di sisi Tuhanku.’”
Bahkan, berdasarkan riwayat Islam, Rasulullah SAW sendiri diyakini tidak mengetahui waktu pastinya. Oleh karena itu, menjadikan kemerdekaan Palestina sebagai tanda kiamat tidak memiliki dasar kuat baik dari sisi dalil Al-Qur’an maupun hadis sahih.
Masih menurut sumber yang sama, memang, beberapa riwayat menyebutkan keutamaan Baitul Maqdis sebagai wilayah penting hingga akhir zaman. Namun, ini tidak berarti bahwa setiap peristiwa besar di sana selalu terhubung langsung dengan datangnya hari kiamat.
Salah satu contohnya ialah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, yang menyebut bahwa akan selalu ada kelompok dari umat Islam yang berjuang di Baitul Maqdis hingga datang ketentuan Allah. Tapi lagi-lagi, ini tidak menjelaskan waktu kiamat secara spesifik.
Bahkan, dalam ilmu hadis, perbedaan redaksi dan tingkat sanad sangat menentukan apakah sebuah hadis bisa dijadikan pegangan dalam urusan akidah. Sebab, urusan seperti kiamat harus didasarkan pada dalil yang mutawatir, bukan pada hadis yang kualitasnya diperselisihkan.
Dengan kata lain, hadis-hadis yang menyebut Baitul Maqdis sebagai titik penting menjelang kiamat lebih mencerminkan urgensi peran wilayah tersebut dalam sejarah Islam, bukan sebagai alarm kiamat. Sebab, sejak masa kekhalifahan dulu, bencana dan peperangan telah silih berganti tanpa pernah memicu kiamat kubra atau kehancuran alam semesta.
Karenanya, kekhawatiran bahwa kemenangan Palestina akan mempercepat kiamat tidak memiliki dasar teologis yang kuat. Justru keyakinan seperti ini berpotensi mengendurkan semangat perjuangan dan menciptakan sikap apatis terhadap penderitaan rakyat Palestina.
Sebaliknya, Islam mengajarkan bahwa setiap bentuk kezaliman harus dilawan, dan menolong saudara seiman adalah bagian dari iman. Maka mendukung kemerdekaan Palestina bukanlah bagian dari skenario akhir zaman, melainkan perjuangan kemanusiaan dan keadilan.
Bahkan, jika pun tanda-tanda kiamat akan terjadi di wilayah Syam atau Palestina, hal itu tetap tidak menegasikan pentingnya perjuangan untuk kemerdekaan Palestina. Sebab, waktu kiamat tetaplah "misteri ilahi" yang tidak bisa dipastikan oleh siapa pun. (*)
Wallahu`alam
KEYWORD :Palestina merdeka Hari Kiamat Kemerdekaan Palestina Tanda kiamat
