Ilustrasi - ini sejarah hari Intersex Awareness Day atau Hari Interseks Internasional (Foto: Doknet)
Jakarta, Jurnas.com - Dunia kembali memperingati Intersex Awareness Day atau Hari Interseks Internasional, sebuah momentum penting untuk meningkatkan kesadaran global terhadap hak-hak dan keberadaan individu interseks.
Peringatan ini bukan hanya tentang pengakuan, tetapi juga seruan agar masyarakat menghentikan stigma, diskriminasi, serta praktik medis non-sukarela yang masih sering dialami oleh orang-orang interseks di berbagai negara.
Hari Interseks Internasional pertama kali diperingati pada tahun 1996, bertepatan dengan demonstrasi publik pertama oleh komunitas interseks di Boston, Amerika Serikat.
Sejak saat itu, tanggal 26 Oktober dijadikan sebagai hari refleksi bagi masyarakat global untuk menegaskan bahwa keberagaman biologis dalam seksualitas manusia bukanlah penyimpangan, melainkan bagian alami dari keragaman manusia itu sendiri.
Berbagai organisasi hak asasi manusia, seperti Intersex Human Rights Australia dan United Nations Free & Equal, turut menyerukan penghentian praktik operasi kosmetik pada bayi interseks yang dilakukan tanpa persetujuan.
Di Indonesia, kesadaran tentang isu interseks masih relatif rendah dibandingkan dengan isu gender atau orientasi seksual lainnya. Namun, beberapa komunitas dan aktivis HAM mulai mendorong diskusi terbuka mengenai pentingnya pendidikan seksualitas yang inklusif.
Tujuannya agar masyarakat dapat memahami bahwa interseks bukanlah penyakit, melainkan variasi biologis alami yang membutuhkan penerimaan, bukan perbaikan.
Peringatan Intersex Awareness Day di berbagai belahan dunia tahun ini juga diramaikan dengan kampanye media sosial bertagar #IntersexAwarenessDay, di mana ribuan pengguna internet berbagi kisah, informasi, dan dukungan terhadap komunitas interseks.
Banyak institusi pendidikan, lembaga kesehatan, hingga pemerintah daerah turut menampilkan simbol warna ungu dan kuning, warna khas yang melambangkan kebanggaan interseks, di laman resmi dan gedung publik mereka.
Momentum ini menjadi pengingat bahwa perjuangan untuk keadilan dan kesetaraan bagi individu interseks masih panjang. Masyarakat diharapkan dapat membuka ruang dialog yang sehat dan berempati, serta memastikan setiap orang — apa pun kondisi biologisnya — dapat hidup dengan martabat dan hak yang sama.
KEYWORD :26 Oktober Intersex Awareness Day Hari Interseks Internasional






















