Jum'at, 24/10/2025 18:45 WIB

Kisah Inspiratif Amanda Jadi Magister Termuda UGM, Usianya Baru 22 Tahun

Amanda Eka Lupita baru saja mengikuti program wisuda program pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) pada awal Oktober ini

Amanda Eka Lupita lulus S-2 UGM di usia 22 tahun (Foto: Ist/UGM)

Jakarta, Jurnas.com - Menyandang gelar magister di usia relatif muda menjadi pencapaian prestisius bagi Amanda Eka Lupita, yang baru saja mengikuti program wisuda program pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) pada awal Oktober ini.

Dilansir dari laman resmi UGM pada Jumat (24/10), dia sekaligus dinobatkan sebagai lulusan termuda yang lulus S-2 pada usia 22 tahun enam bulan. Padahal rerata lulusan program magister adalah 30 tahun enam bulan.

Amanda berhasil menyelesaikan studi master di Magister Ilmu Hama Tanaman melalui skema fast-track di Fakultas Pertanian UGM. Selain dinobatkan sebagai lulusan termuda, Amanda juga berhasil menuntaskan studi magisternya hanya dalam waktu satu tahun 11 bulan.

Meski tidak menargetkan lulus cepat, Amanda tidak menyangka bisa menjadi lulusan termuda di program magister. Program fast track diakuinya membantu dirinya menyelesaikan pendidikan S-1 dan S-2 lebih cepat.

Perjalanan akademiknya yang dilaluinya diakui Amanda tidak selalu mudah. Dia mengisahkan ada masa lelah dan kewalahan dengan penelitian tesis.

Namun, itu menjadi jalan Amanda belajar tentang ketekunan dan belajar menjadi seorang yang lebih kritis. Ia sadar menjadi peneliti adalah tanggung jawab untuk terus belajar, beradaptasi, dan tidak mudah menyerah.

"Itu jadi titik balik saya, dari yang awalnya fokus pada hasil dan ingin semuanya cepat selesai, sekarang justru menikmati perjalanan dan proses belajarnya," ujar dia.

Walau jalannya menantang, dia selalu memegang prinsip keluarganya yang menganggap pendidikan adalah investasi jangka panjang.

"Jangan lihat gunung dari puncaknya, terus melangkah saja pelan-pelan. Dari situ saya merasa penelitian itu bukan soal hasil, tetapi tentang menikmati proses belajar dan terus berkembang," dia menambahkan.

Amanda mengatakan bahwa dia menyukai dunia penelitian, terutama yang berhubungan dengan bidang pertanian. Saat ini, dia juga masih aktif proyek penelitian dosen, bahkan sedang mempersiapkan manuskrip publikasi ilmiah dari hasil tesisnya.

Ketertarikannya pada riset diakui Amanda berangkat dari ketertarikan pada hal-hal kecil yang berdampak besar, seperti halnya serangga atau bakteri yang memengaruhi kesehatan tanaman.

Dalam tesisnya, ia mengangkat tema keberagaman bakteri endosimbion pada kutu kebul (Bemisia tabaci) di tanaman yang terinfeksi Begomovirus.

"Serangga tidak hidup sendiri melainkan bersama bakteri yang menularkan virus dan beradaptasi dengan lingkungan," ujar dia.

Menutup kisahnya, Amanda yakin bahwa setiap orang memiliki waktu bersinarnya masing-masing. Dengan semangat dan rasa ingin tahu yang besar, Amanda menjadi contoh nyata bahwa konsistensi dan ketulusan dalam belajar mampu membawa seseorang meraih puncak pencapaian tanpa harus terburu-buru.

KEYWORD :

Magister Termuda Universitas Gadjah Mada Kampus UGM Amanda Eka Lupita




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :