Ilustrasi - ini penghuni neraka yang azabnya paling ringan (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Neraka digambarkan dalam Al-Qur`an dan hadis sebagai tempat yang penuh siksaan bagi orang-orang yang durhaka kepada Allah SWT.
Namun, di antara para penghuni neraka, ada sebagian yang disebut mendapatkan azab paling ringan. Meski disebut “paling ringan”, siksaan itu tetap amat pedih dan tidak bisa dibandingkan dengan penderitaan dunia. Lantas, siapakah mereka dan mengapa mereka mendapatkannya?
Dalam sebuah hadis sahih riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
Kejujuran dalam Jual Beli Bawa Keberkahan
إِنَّ أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ رَجُلٌ يُوضَعُ فِي أَخْمَصِ قَدَمَيْهِ جَمْرَتَانِ، يَغْلِي مِنْهُمَا دِمَاغُهُ كَمَا يَغْلِي الْمِرْجَلُ
“Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan azabnya pada hari kiamat adalah seorang laki-laki yang diletakkan di bawah kedua telapak kakinya bara api, hingga otaknya mendidih seperti mendidihnya periuk.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa azab paling ringan di neraka pun sangat mengerikan, hingga membuat otak mendidih karena panas yang luar biasa. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa orang yang mendapatkan azab paling ringan itu adalah pamannya Nabi Muhammad SAW, yaitu Abu Thalib.
Abu Thalib dikenal sebagai sosok yang melindungi Rasulullah SAW selama masa dakwah di Makkah, namun ia menolak untuk mengucapkan syahadat hingga akhir hayatnya. Karena kebaikannya kepada Nabi, Allah memberikan keringanan azab, namun ia tetap berada di neraka karena tidak beriman.
Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّهُ فِي ضَحْضَاحٍ مِنْ نَارٍ، وَلَوْلَا أَنَا لَكَانَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ
“Sesungguhnya dia (Abu Thalib) berada di bagian neraka yang paling dangkal. Sekiranya bukan karena aku, niscaya dia berada di dasar neraka yang paling dalam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menggambarkan keadilan dan kasih sayang Allah SWT, bahwa meskipun Abu Thalib memiliki jasa besar kepada Nabi, imbalan di akhirat tetap bergantung pada keimanan, bukan semata amal baik duniawi.
Dari kisah ini, umat Islam diingatkan bahwa keimanan kepada Allah SWT adalah syarat utama keselamatan di akhirat. Amal kebaikan tanpa dasar iman tidak akan menyelamatkan seseorang dari azab, sekalipun amal itu besar di mata manusia.
Selain itu, hadis ini mengajarkan bahwa rahmat Allah begitu luas, hingga seseorang yang sedikit saja berbuat baik kepada hamba-Nya bisa mendapatkan keringanan azab. Namun, keringanan bukan berarti keselamatan. Karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk menjaga iman dan amal saleh hingga akhir hayat.
Azab paling ringan di neraka saja sudah begitu menyakitkan, apalagi bagi mereka yang mendapat siksaan lebih berat. Kisah tentang Abu Thalib menjadi pengingat bagi manusia agar tidak menunda-nunda keimanan dan selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-‘Imran ayat 102:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.”
Info Keislaman Penghuni Neraka Ringan Azab kitab Al-Qur`an


























