Jakarta - Persatuan Kader Muda Nahdlatul Ulama (PKMNU) mendesak PBNU melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kepemimpinan Sekretaris Jenderal, Saifullah Yusuf (Gus Ipul). Organisasi kader muda ini menilai bahwa ketidakaktifan Sekjen dalam waktu cukup lama telah mengganggu efektivitas lembaga dan memperlemah koordinasi antardepartemen di PBNU.
PKMNU menegaskan bahwa jabatan Sekjen PBNU bukan posisi seremonial atau politik simbolik, tetapi fungsi vital yang menentukan kelancaran administrasi, komunikasi, dan pelaksanaan program strategis organisasi.
“PBNU terlalu besar untuk dijalankan setengah hati. Sekjen adalah jantung organisasi. Jika fungsi itu tak berjalan, dampaknya akan terasa ke seluruh jaringan NU,” kata Budiman, perwakilan PKMNU, dalam keterangan pers di Jakarta.
Menurut PKMNU, lemahnya peran Sekjen saat ini membuat beberapa bidang di PBNU tidak berjalan selaras. Kondisi ini menunjukkan pentingnya evaluasi struktural, agar organisasi tidak bergantung pada figur yang tidak aktif.
PKMNU juga menyinggung soal rangkap jabatan yang diduga menjadi penyebab utama ketidakhadiran Gus Ipul dalam menjalankan fungsi kelembagaannya.
“Kalau jabatan politik membuat seseorang tidak bisa hadir dan bekerja di PBNU, sebaiknya fokus ke satu sisi. Tidak bisa dua perahu sekaligus,” tegas Budiman.
Sebagai bentuk komitmen, PKMNU mendorong PBNU memperkuat sistem pengawasan internal, termasuk penegakan disiplin pengurus di semua tingkatan.




















