Selasa, 21/10/2025 10:23 WIB

Kurang Gerak, Orang Indonesia Risiko Tinggi Nyeri Sendi

Nyeri sendi adalah salah satu penyebab utama disabilitas pada orang dewasa di seluruh dunia.

Ilustrasi nyeri sendi. Foto: RS Hermina

JAKARTA, Jurnas.com – Ratusan juta orang di dunia mengalami osteoarthritis atau nyeri sendi. Orang Indonesia memiliki risiko tinggi karena kurang bergerak, malas olahraga, kegemukan seiring bertambahnya usia hingga pola makan yang tidak sehat.

Nyeri sendi sering dianggap sepele, padahal bisa membuat aktivitas sehari-hari terasa berat. Jalan sedikit terasa nyeri, naik tangga jadi tantangan,” kata dr. Mariani Leman, Direktur PT NutriSains (Pharos Group) di Jakarta, Selasa (21/10/2025).

Nyeri sendi adalah salah satu penyebab utama disabilitas pada orang dewasa di seluruh dunia.

Di Indonesia, prevalensi osteoartritis mencapai sekitar 15% pada usia 40 tahun ke atas dengan wanita yang memiliki risiko osteoartritis lebih tinggi dibanding pria, terutama setelah menopause.

“Sendi yang sehat tidak hanya penting untuk bergerak, tapi juga mempengaruhi kemandirian dan kualitas hidup seseorang di usia lanjut,” kata dr. Mariani.

Menurut dr. Mariani, salah satu cara memperbaiki nyeri sendi dengan rajin mengkonsumsi suplemen nutrisi khusus sendi yang mengandung kombinasi Glucosamine dan Chondroitin seperti Viostin.

“Viostin mengandung bahan-bahan yang dirancang untuk menjaga kesehatan sendi, membantu memperbaiki tulang rawan sendi yang rusak, mengurangi rasa nyeri dan kaku, sekaligus mendukung mobilitas tubuh agar tetap aktif di segala usia,” ujarnya.

“Kami percaya, sendi yang sehat adalah kunci menikmati setiap langkah kehidupan bersama orang tercinta. Kami ingin mengajak semua orang menjaga sendi sejak dini. Mulailah peduli hari ini, karena semakin cepat kita bertindak, semakin lama kita bisa bergerak bebas,” imbuhnya.

Ia menjelaskan, pernah meraih Rekor MURI pada 4 Agustus 2024 atas penyelenggaraan Senam Jingle Viostin dengan peserta terbanyak bersama Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (UNIPDU) & Kiai Gus Han.

“Kesehatan sendi bukan hanya urusan lansia. Mulai usia 35 tahun, tulang rawan sudah mulai mengalami penurunan fungsi. Semakin cepat kita menjaga kesehatan sendi, semakin besar kesempatan untuk tetap aktif dan mandiri hingga usia lanjut,” ungkap dr. Mariani.

KEYWORD :

Nyeri sendi Malas gerak Risiko tinggi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :