Selasa, 21/10/2025 00:00 WIB

Naudzubillah Min Dzalik, Ini Golongan Penghuni Neraka Hutamah

Dalam Islam, Neraka Hutamah disebut secara jelas dalam Surat Al-Humazah ayat 4–9 sebagai salah satu tempat siksa yang sangat mengerikan.

Ilustrasi - Neraka Hutamah disebut secara jelas dalam Surat Al-Humazah ayat 4-9 sebagai salah satu tempat siksa yang sangat mengerikan (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Dalam Islam, Neraka Hutamah disebut secara jelas dalam Surat Al-Humazah ayat 4–9 sebagai salah satu tempat siksa yang sangat mengerikan.

Kata “Hutamah” berasal dari akar kata “hatama” yang berarti menghancurkan atau mematahkan. Nama ini menunjukkan betapa dahsyatnya api yang membakar hingga melumat dan menghancurkan seluruh bagian tubuh, bahkan menembus sampai ke hati manusia.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

كَلَّا لَيُنبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ فِي عَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ

“Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam Hutamah. Tahukah kamu apakah (neraka) Hutamah itu? (Itu) api (azab) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati. Sungguh, api itu tertutup rapat atas mereka, sedang mereka diikat pada tiang-tiang yang panjang.”
(QS. Al-Humazah: 4–9)

Ayat ini menggambarkan bahwa azab di Neraka Hutamah bukan hanya membakar kulit, tetapi menembus hingga ke jantung hati, tempat niat dan kesombongan bersemayam.

Api itu adalah api Allah yang menyala-nyala, bukan sekadar panas biasa, melainkan panas yang bersumber dari kemurkaan dan keadilan-Nya terhadap orang-orang yang durhaka.

Menurut para ulama tafsir, penghuni Neraka Hutamah memiliki beberapa ciri yang sangat jelas. Mereka adalah orang-orang yang suka mencela dan mengumpat, yang menghina orang lain baik secara langsung maupun di belakangnya.

Mereka senang memperolok, merendahkan, dan menyebarkan keburukan orang lain dengan lisan maupun perbuatan. Dalam ayat sebelumnya disebutkan, “Celakalah bagi setiap pengumpat lagi pencela” (QS. Al-Humazah: 1), yang menjadi penanda kuat bahwa kebiasaan menggunakan lidah untuk mencederai kehormatan sesama manusia adalah dosa besar yang dapat menjerumuskan pelakunya ke Hutamah.

Selain itu, penghuni Hutamah juga digambarkan sebagai orang-orang yang menumpuk dan menghitung-hitung hartanya dengan sombong, seolah kekayaan mampu menjamin keamanan mereka dari segala bahaya.

Mereka begitu mencintai harta hingga lupa bahwa semua itu hanyalah titipan, dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT. Keserakahan dan kesombongan inilah yang menutup hati mereka dari kebenaran. Harta yang seharusnya menjadi jalan menuju amal kebaikan justru menjadi pengikat yang menjerumuskan mereka ke dalam siksa.

Siksaan di Hutamah juga digambarkan sangat berat dan tak terbayangkan. Pintu-pintu neraka akan tertutup rapat atas penghuninya, tanpa celah untuk keluar atau bernafas lega.

Mereka diikat dengan tiang-tiang besi panjang, disiksa dalam keadaan terikat, tanpa daya untuk melarikan diri. Api yang membakar bukan hanya menyentuh fisik, tetapi menembus ke dalam batin, membakar hati yang dahulu keras dan penuh kesombongan di dunia.

Makna dari semua gambaran ini bukanlah sekadar ancaman, melainkan peringatan bagi manusia agar tidak terjerumus pada sifat-sifat tercela. Islam mengajarkan agar umatnya menjaga lisan, tidak mencela, tidak bergunjing, dan tidak merasa aman hanya karena harta atau kedudukan. Keselamatan hakiki tidak akan diperoleh kecuali dengan keimanan, amal saleh, serta hati yang bersih dari sombong dan dengki.

Neraka Hutamah mengingatkan kita bahwa siksa batin akibat kesombongan dan kebencian jauh lebih dahsyat daripada siksa fisik.

Karena itu, setiap muslim dianjurkan untuk memperbanyak istighfar, menghindari ucapan buruk, serta menggunakan harta dan waktu untuk kebaikan. Dengan cara itu, seseorang dapat menjaga hatinya tetap lembut dan jauh dari sifat-sifat yang mengundang murka Allah SWT.

KEYWORD :

Info Keislaman Neraka Hutamah tempat siksa mengerikan Surat Al-Humazah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :