Selasa, 21/10/2025 01:15 WIB

Kemenkes Libatkan TNI Atasi Ancaman Pandemi, Ini Alasannya

Menkes Budi menilai sinergi TNI dan Kemenkes penting untuk memperkuat sistem surveilans kesehatan nasional

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin (Foto: Ist/Laman Kemenkes)

Jakarta, Jurnas.com - Dalam menghadapi ancaman non-militer seperti pandemi dan penyakit menular Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya kolaborasi antara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

"Sepanjang sejarah, penyakit menular adalah pembunuh terbesar umat manusia, bahkan lebih besar dari perang," kata Menkes Budi saat meninjau pembangunan Markas Batalyon Teritorial Pembangunan (MA Batalyon TP) 835 di Desa Kerekeh, Sumbawa Besar, pada Sabtu (18/10/2025) lalu.

Dia mencontohkan, wabah seperti Black Death, Spanish Flu, hingga COVID-19 telah memakan ratusan juta korban jiwa di seluruh dunia.

Menurut dia, pertahanan negara tidak hanya soal kekuatan militer. Melindungi rakyat dari ancaman penyakit juga bagian dari sistem pertahanan semesta.

Menkes Budi menilai sinergi TNI dan Kemenkes penting untuk memperkuat sistem surveilans kesehatan nasional, terutama di wilayah perbatasan. Harapannya kolaborasi ini bisa membuat Indonesia lebih siap menghadapi wabah di masa depan.

Selain mengunjungi pembangunan markas batalyon, Budi juga mengamati percepatan pembangunan RSUD Sumbawa yang sudah berjalan sejak 2019.

"Nanti kekurangannya akan saya bicarakan dengan Kemenkeu biar bisa cepat selesai," ujarnya.

Markas Batalyon TP 835 berdiri di atas lahan hibah 50 hektar dari Pemkab Sumbawa. Satuan ini punya peran strategis dalam pembangunan sosial, pertanian, dan kesehatan masyarakat.

Sejak Juli 2025, kerja sama antara Kemenkes dan Kemenhan sudah terjalin lewat penandatanganan nota kesepahaman bersama BPOM. Kolaborasi ini meliputi antar rumah sakit, penguatan layanan di daerah rawan, dan ketersediaan obat melalui Pusat Farmasi Pertahanan Negara.

Kemenkes juga aktif mendukung TNI sejak 2021 lewat pelatihan Tenaga Cadangan Kesehatan (TCK), pembentukan Emergency Medical Team (EMT), serta bantuan logistik dan obat-obatan untuk berbagai misi kemanusiaan, termasuk ke Gaza.

"Saya ingin tidak ada prajurit yang wafat karena penyakit sebelum pensiun. Kalau bisa, umur rata-rata prajurit kita melampaui 80 tahun," ujar Menkes Budi. (Zakiyah/MAG)

KEYWORD :

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin Tentara Nasional Indonesia Kemenkes dan TNI




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :